Kau harus menyimak, bukan sekedar ada"
Jakarta (ANTARA News) - Hampir seluruh responden di Indonesia, dalam survei #ListenLearnLead global yang dilakukan oleh perusahaan konsultan manajemen Accenture, menyatakan mereka memiliki keahlian mendengar yang baik.

Hal tersebut bertolak belakang dengan hasil survei terhadap 100 orang di sini yang menyatakan keahlian mendengar menjadi semakin sulit di tempat kerja pada era digital saat ini.

"Multitugas setiap saat. Misalnya menelepon sambil mengecek e-mail," kata Country Managing Director Accenture Indonesia Neneng Goenadi saat memaparkan hasil survey mereka di Jakarta, Jumat (6/3).

Dalam survei terhadap 3.600 profesional di 30 negara, responden mendengarkan secara seksama karena membutuhkan sesuatu dari hasil diskusi, diharuskan memimpin, berpartisipasi selama conference call atau melakukan tindak lanjut setelah sesi pertemuan.

Responden melakukan kegiatan lain saat conference call seperti mengecek surat elektronik (66 persen), pesan instan (59 persen), surat elektronik personal (37 persen), media sosial (26 persen) dan membaca berita maupun hiburan (19 persen).

Lebih dari setengah responden Indonesia yang mengatakan bekerja secara multitugas memungkinkan mereka mencapai hasil yang lebih banyak di tempat kerja.

Sepertiga mengatakan gangguan di waktu kerja dapat menurunkan kemampuan mereka untuk menghasilkan yang terbaik, mengurangi fokus, menurunkan kualitas kerja serta mengurangi kualitas kerja dalam tim.

Gangguan utama sepanjang jam kerja adalah telepon (24 persen), jadwal rapat/kunjungan mendadak (37 persen), pesan instan (8 persen) dan pesan singkat (4 persen).

Untuk itu, Neneng menyarankan meskipun bekerja multitugas merupakan suatu pemberian, kita harus tetap fokus dan berpikir sebelum bicara.

"Kau harus menyimak, bukan sekedar ada," kata dia.

Selain itu, kemampuan mendengar lainnya yang dihargai responden Indonesia adalah bertanya (49 persen) dan mencatat (63 persen).

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015