... tak ada pembenaran agama atau politik atas pernghancuran warisan budaya kemanusiaan...
Paris (ANTARA News) - Kepala UNESCO, Irina Bokova, mengutuk penghancuran Nimrud, kota kuno Assyria, di Irak oleh kelompok Negara Islam Iran dan Suriah (ISIS), dengan menyatakan aksi itu kejahatan perang.

"Saya mengutuk keras penghancuran situs Nimrud," kata Bokova, dalam satu pernyataan, Jumat.

Ia mengatakan dirinya sudah berbicara dengan para kepala Dewan Keamanan PBB dan Mahkamah Kejahatan Internasional mengenai isu itu.

"Kami tidak bisa berdiam diri. Penghancuran dengan sengaja warisan budaya itu merupakan kejahatan perang. Saya menyerukan semua pemimpin agama dan politik di kawasan itu untuk bangkit dan mengingatkan siapa saja, tak ada pembenaran agama atau politik atas pernghancuran warisan budaya kemanusiaan."

"ISIS menyerang kota Nimrud yang bernilai sejarah dan meratakannya dengan alat-alat berat," kata pemeritnah Irak pada Kamis.

Seorang pejabat yang mengurusi barang-barang antik mengatakan penghancuran mulai terjadi pada Kamis siang dan dan truk-truk mungkin digunakan mengangkut artefak ke tempat lain.

"UNESCO bertekad melakukan apapun yang diperlukan untuk mendokumentasi dan melindungi warisan Irak itu dan memimpin perang terhadap perdagangan ilegal artefak budaya, yang secara langsung memberi sumbangan bagi pendanaan terorisme," kata Bokova.

"Kelangsungan hidup budaya dan masyarakat Irak harus tetap dijaga dan dipelihara," kata dia.

Nimrud salah satu permata di zaman Assyria dibangun pada abad ke-13, terletak di sepanjang Sungai Tigris dengan rentang 30 km di tenggara Mosul, yaitu kota kedua Irak yang kini menjadi tempat mangkal kelompok IS.

"Sangat disayangkan semua orang mengharapkan hal ini. Menurut rencana mereka akan menghancurkan semua warisan pusaka Irak, satu persatu," kata Abdulamir Hamdani seorang ahli purbakala Irak dari Universitas Stony Brook.

"Hatra akan menjadi sasaran berikutnya," katanya mengenai kota kuno yang terawat dengan baik di Provinsi Niniveh yang berumur lebih dari 2.000 tahun dan menjadi salah satu tempat Warisan Budaya UNESCO.

"Saya sangat terpukul. Tapi ini hanya persoalan waktu saja," ujarnya.

Nimrud adalah tempat yang digambarkan sebagai salah satu temuan kepurbakalaan terbesar pada abad ke-20 ketika tim arkeolog menggali koleksi-koleksi perhiasan dan batu berharga lainnya pada 1988.

Koleksi perhiasan itu sempat dipamerkan di Museum Nasional Irak selama beberapa waktu untuk kemudian menghilang dari pandangan umum. 

Namun benda-benda itu berhasil diselamatkan dari penjarahan seiring dengan penyelidikan yang dipimpin oleh Amerika Serikat pada 2003 dan akhirnya ditemukan di gedung Bank Sentral.

Sebagian besar artefak berharga Nimrud sudah lama dipindahkan ke museum di Mosul, Baghdad, Paris, London, dan tempat-tempat lain tetapi patung raksasa Lamassu berbentuk kerbau bersayap dengan kepala manusia -- serta reliefnya, tetap berada di lokasinya.

Penghancuran Nimrud pada Kamis terjadi sepekan setelah kelompok itu mengedarkan rekaman video yang memperlihatkan kelompok fanatik bersenjata itu menghantamkan palu godam ke benda-benda berharga di museum Mosul.


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015