Jangan dilepaskan agama dari segala hal yang berkembang di sekitar kita...
Kendari (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan pentingnya pemahaman agama, peningkatan kerukunan beragama, pendidikan agama, dan kontrol terhadap guru agama, sehingga pendidikan agama di daerah efektif.

Pemahaman peningkatan agama dalam kehidupan sehari-hari sangat penting agar terhindar dari agama yang tersesat, radikal yang bernuansa agama, apalagi yang berbau terorisme, kata Menag saat bertatap muka dengan tokoh agama dan lintas agama se-Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), di Aula Kanwil Kemenag Sultra, Sabtu.

Peningkatan kualitas kehidupan umat beragama, kata Menag, hendaknya dijadikan sumber motivasi, sumber inspirasi di dalam menyelesaikan suatu masalah.

"Jangan dilepaskan agama dari segala hal yang berkembang di sekitar kita, banyak masalah yang dihadapi seperti masalah moral, pendidikan, akhlak, kesejahteraan, ekonomi, keadilan. Jadikan agama sebagai sumber inspirasi dalam menyelesaikan masalah tersebut," ujar Menteri Lukman.

Ia meminta agar agama tidak selesai di masjid atau di gereja, ataupun di rumah-rumah ibadah, tetapi agama juga bisa mewarnai kehidupan sehari-hari di manapun berada.

Ia menjelaskan, perbedaan bukanlah hal yang menjadi pembatas yang bisa membuat masyarakat Indonesia terpecah belah dalam kehidupan beragama, tetapi justru harus dihormati. Karena perbedaan yang mempunyai egoisme sendiri-sendiri itu diikat kuat sehingga ikatan itulah yang menjadi perekat masyarakat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlambang negara Pancasila.

"Salah kalau kita menolak perbedaan itu, karena itu adalah hukum alam. Yang terpenting bagaimana perbedaan itu diolah agar bisa menjadi perekat sehingga bisa saling melengkapi dari pada kekurangan pemahaman terhadap sesuatu yang menjadi penyebab perbedaan," katanya.

Keberadaan Menteri Agama di Kendari, dalam rangkat menghadiri Rakor Kanwil Kemenag se-Sultra dan membuka pelaksanaan STQ Sultra ke-XXIII di Kendari yang berlangsung 7-12 Maret 2015.





Pewarta: Suparman
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015