Baghdad (ANTARA News) - Pemerintah Irak menyatakan bahwa anggota kelompok Negara Islam atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merusak kota kuno Hatra di bagian selatan provinsi Nineveh.

Kementerian Pariwisata dan Benda Antik pada Sabtu (7/3) menyatakan bahwa "teroris Daash (kelompok militan ISIS) telah mencuri dan merusak kota Hatra", yang dibangun 2.000 tahun lalu dan berada sekitar 110 kilometer di bagian barat daya Mosul, ibu kota provinsi Nineveh.

Kota benteng kuno Hatra, yang masuk Daftar Warisan Dunia UNESCO tahun 1987, memiliki dinding tinggi penuh prasasti serta titik-titik menara penjaga, dan reruntuhan dinding tempat arsitektur Helenistik dan Romawi melebur dengan bentuk-bentuk dekoratif Timur.

Kementerian menyalahkan komunitas internasional yang menunda dukungan bagi Irak, yang "mendorong para teroris melakukan kejahatan lain dengan mencuri dan menghancurkan sisa-sisa kota Hatra."

"Aksi pengecut telah menyentuh bekas peninggalan yang sudah masuk daftar Warisan Dunia, dan organisasi dunia dan internasional harus menghadapi penyerbuan terang-terangan terhadap warisan manusia," kata kementerian itu seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Dalam dekade terakhir pergolakan setelah perang pimpinan Amerika Serikat tahun 2003, Hatra telah terdampak kegiatan penggalian dan pemeliharaan yang tidak memadai dan sedikit turis yang menjelajahi situs bersejarah itu.

Pernyataan kementerian tentang kerusakan Hatra itu merupakan yang kedua dalam dua hari. Sebelumnya kementerian mengutuk perusakan situs arkeologi kuno kota Nimrud, yang berada sekitar 30 kilometer di tenggara Mosul.

Kementerian menyatakan anggota kelompok ekstrim menentang keinginan dunia dan rasa kemanusiaan dengan kejahatan sembrono ketika mengobrak-abrik kota Nimrud dan situs-situs kuno dari abad 13 SM.

Pada Jumat, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya PBB (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO) mengutuk perusakan kota kuno Nimrud dan menyebut aksi itu sebagai "kejahatan perang."

Pekan lalu kelompok ISIS merilis video yang menunjukkan para militan bersenjata godam dan bor merusak patung-patung besar dan artefak unik di situs-situs arkeologi dan museum provinsi Nineveh.

Dalam kerusuhan setelah kejatuhan Baghdad pada 9 April 2003, museum nasional Irak juga menjadi sasaran penjarah dan menurut perkiraan 15.000 peninggalan kuno yang tak ternilai harganya hilang dan sejauh ini baru separuh yang bisa dipulihkan.

Kerusahan dan keamanan yang rentan setelah tahun-tahun invasi menyebabkan banyak situs-situs bersejarah jatuh ke tangan penjarah yang melakukan penggalian secara acak dan mencuri puluhan ribu benda antik dan biasanya meninggalkan kerusakan yang tidak bisa dipulihkan.

Sebelumnya kelompok ekstrim ISIS juga telah merusak banyak kuil, candi, gereja dan manuskrip berharga di kota Mosul dan banyak daerah lain.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015