Pemerintah jangan membuat produk-produk yang mengundang radikalisme, misalnya legitimasi pornografi dan perjudian
Jakarta (ANTARA News) - Salah satu cara mencegah paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berkembang dalam masyarakat terutama pada pemuda di Indonesia, ialah memastikan tak ada unsur kekerasan dalam kurikulum di sekolah, kata Mantan Wakil Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar.

"Kurikulum di sekolah jangan sampai kesusupan soal kekerasan. Pihak Kemenag sejak beberapa waktu lalu sudah menelusuri tak boleh ada bentuk kekerasan dalam buku-buku sekolah, " ujar Nasaruddin kepada ANTARA News di sela penyelenggaraan Islamic Book Fair (IBF), di Jakarta, Minggu.

Kemudian, lanjut Nasaruddin, para ulama juga perlu mengingatkan kalau Islam mengajarkan kedamaian, cinta, bukan kebencian.

"Harus memastikan, jangan sampai ada ajaran kebencian pada paham yang berbeda," kata dia.

Di samping itu, lanjut Nasaruddin, pemerintah juga diharapkan tak membuat produk-produk yang memicu radikalisme masyarakat Islam di Indonesia.

"Pemerintah jangan membuat produk-produk yang mengundang radikalisme, misalnya legitimasi pornografi dan perjudian. Kalau hal ini sampai terjadi, maka bisa mengundang radikalisme, karena bertentangan dengan Islam," kata Nasaruddin.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015