Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan pada tahun 2015 melakukan proses sertifikasinya melalui program Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan (SeHATKAN) sebanyak 8.000 bidang lahan budidaya perikanan.

Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebijakto di Jakarta, Minggu mengatakan, pada tahun ini program SeHATKAN akan menjangkau 104 kabupaten/kota di Indonesia.

"Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan (SeHATKAN) nantinya dapat digunakan untuk mengakses kredit atau permodalan ke perbankan atau sumber pembiayaan lainnya," katanya.

Menurut dia, selama ini permodalan menjadi kendala bagi pembudidaya, ketika mereka akan melakukan tambahan investasi atau perluasan usaha, oleh karena itu KKP membantu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan melakukan program SeHATKAN.

Selama ini, tambahnya, masalah agunan sering dijadikan alasan penolakan perbankan atau pembiayaan lainnya terkait pengajuan kredit atau pinjaman oleh pembudidaya.

"Dengan adanya program ini, diharapkan permasalah ini sedikit demi sedikit akan teratasi," katanya.

Slamet mengharapkan setelah terbitnya sertifikat tersebut diharapkan pembudidaya segera meningkatkan pemahaman terhadap akses permodalan kepada perbankan atau sumber pembiayaan lainnya secara maksimal. Peningkatan permodalan, menurut dia, akan mendorong peningkatan produksi dan diikuti dengan peningkatan kualitas produksi yang memenuhi standar.

"Selain itu kepercayaan dunia perbankan akan menjadikan bisnis budidaya perikanan menjadi bisnis yang bankable dan mampu meningkatkan kesejahteraan pembudidaya," katanya.

Sementara itu untuk menghindari adanya kredit macet perbankan dalam bisnis budidaya perikanan, Slamet menjelaskan KKP sudah memiliki data kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) yang maju, memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan usahanya dan bisa dipercaya.

"Untuk itu diperlukan rekomendasi dari dinas terkait di daerah sehingga perbankan tidak keliru dalam mengucurkan kreditnya. Jadi POKDAKAN tersebut diyakini mampu menjalankan usahanya dengan menggunakan teknologi, memahami keinginan pasar, dan memiliki keinginan untuk mengembangkan usahanya," katanya.

Slamet menambahkan melalui SeHATKAN, masuknya modal dan investasi di bidang perikanan budidaya diharapkan akan mengalami peningkatan.

"Melalui penambahan modal maka usaha budidaya ikan dapat berkembang dan kemudian dapat membina dan menjadi mitra bagi pembudidaya-pembudidaya lainnya," katanya.

Ia mengungkapkan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pembudidaya gurame yang telah mengikuti program SeHATKAN dapat mengakses modal ke perbankan dan mendapatkan tambahan modal sebesar Rp100 juta.

"Ini membuktikan bahwa perbankan sudah percaya bahwa bisnis usaha budidaya perikanan memberikan keuntungan yang tinggi dan merupakan bisnis yang menggairahkan," katanya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015