Samarinda (ANTARA News) - Bupati Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang telah resmi mengirimkan surat ke DPRD setempat untuk mengundurkan diri jabatannya, mengaku tidak ada unsur keterpaksaaan, tetapi dia justru ingin menjadi guru dan dosen di Australia.

"Saya ingin konsentrasi jadi guru para petani karena saya dulu adalah penyuluh pertanian. Saya juga mungkin akan menjadi dosen di Monash University di Australia. Senin depan saya akan ke Australia," katanya di Samarinda, Senin.

Ditanya tentang apakah pengunduran dirinya terkait dengan rencana istrinya yang akan maju menjadi Bupati Kutai Timur pada 2016, maupun rencana dia ingin maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), dia mengatakan bahwa itu hanya isu.

"Kalau istri saya ingin maju, itu hak istri. Saya tidak pernah menyuruh dan saya juga tidak pernah melarang. Namun hingga saat ini istri belum pernah izin ke saya akan maju sebagai Bupati Kutai Timur," katanya.

Menurutnya pengunduran dirinya sebagai bupati tidak ada masalah apapun, namun dia hanya ingin menjadi warga biasa yang bebas menentukan hak dalam mengambil pekerjaan apapun.

"Saya dulu kan guru, jadi bisa saja saya akan menjadi guru. Bisa guru TK, SD, guru para petani agar bisa meningkatkan produksinya, maupun guru apa saja, termasuk menjadi dosen," katanya menegaskan.

Ditanya tentang apakah dia tidak lari dari tanggung jawab mengingat masa jabatannya belum habis, dia mengaku masing-masing kepala daerah memiliki hak untuk mundur atau tidak.

Sedangkan mengenai tanggung jawab, hal itu akan diteruskan wakilnya karena bupati dan wakil bupati adalah satu paket waktu pemilihan, sehingga jika bupatinya mengundurkan diri, maka wakilnya yang akan meneruskan tanggung jawab itu, termasuk melaporkan kepada DPRD tentang keberhasilan pembangunan yang dicapai selama ini.

Dia juga mengaku bahwa Kutai Timur telah mengalami perkembangan signifikan selama ini, sehingga saat ini dia merasa lega karena masyarakatnya sudah lebih makmur ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

Soal jabatannya sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKSI), dia mengaku juga akan dilepaskan karena di Indonesia banyak orang yang pintar dan mampu memimpin APKASI.



Pewarta: M Ghofar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015