Quito (ANTARA News) - Presiden Ekuador Rafael Correa, Selasa (10/3), mengecam Pemerintah AS karena memasukkan Venezuela ke dalam daftar "ancaman keamanan nasional" dan memberlakukan sanksi atas tujuh pejabat Venezuela terkait korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.

"Instruksi eksekutif (Presiden AS Barack) Obama mengerikan ... Ini adalah upaya tidak sah yang jelas dan nyata untuk merusak kestabilan," kata pemimpin Ekuador itu di akun Twitternya, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

Pada Senin pagi, Presiden AS Barack Obama menandatangani instruksi eksekutif yang memberlakukan sanksi tambahan atas tujuh mantan dan pejabat saat ini di Venezuela sehubungan dengan dugaan korupsi dan pelecehan hak asasi manusia.

Perintah tersebut melarang pejabat Venezuela itu --yang semuanya adalah mantan dan bagian dari aparat keamanan saat ini-- memasuki Amerika Serikat, membekukan aset yang mungkin mereka miliki di sana dan melarang orang Amerika berbisnis dengan mereka.

Obama juga mengumumkan "keadaan darurat" pada Senin, dengan alasan situasi di Venezuela merupakan ancaman yang tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, dan AS akan melakukan "tindakan lebih lanjut" yang berkaitan dengan Venezuela.

Itu adalah babak sanksi ketiga yang dijatuhkan oleh Washington atas para pejabat Caracas dalam waktu kurang dari empat bulan.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah menanggapi dengan mengatakan tindakan AS tersebut "dimaksudkan untuk menggulingkan pemerintahnya".

Kementerian Luar Negeri Venezuela juga telah memanggil diplomat seniornya di AS untuk konsultasi "segera" setetelah pengumuman Presiden Obama itu.

Saat menyampaikan solidaritasnya buat Venezuela dan kembali menyampaikan penolakan terhadap "setiap upaya untuk merusak kestabilan demokratis luar negeri" di negeri tersebut, Pemerintah Ekuador menyatakan Ekuador menganggap pernyataan Pemerintah AS sebagai "resiko serius terhadap perdamaian dan demokrasi di Wilayah Amerika Latin".

Kementerian Luar Negeri Ekuador telah mengeluarkan pernyataan resmi untuk "dengan keras menolak perintah eksekutif Obama sebab itu adalah serangan yang tak bisa diterima terhadap kedaulatan Republik Bolivia Venezuela".

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015