Shannon (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry dijadwalkan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Raja Jordania Abdullah II di sela-sela pembicaraan ekonomi di Mesir, Jumat, kata para pejabat AS.

Pembicaraan itu tampaknya cenderung terpusat pada krisis ekonomi yang dihadapi Pemerintah Otornomi Palestina (PA) dan bisa menjadi pertemuan empat arah yang juga akan melibatkan Presiden Mesir Abdel Fattah as-Sisi, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri.

"Kami terus khawatir tentang PA," kata pejabat itu kepada wartawan yang bepergian bersama Menlu Amerika Serikat ke Laut Merah Mesir, Sharm esh-Sheikh.

"Ini benar-benar bagian dari pembahasan yang terus berlangsung antara kami dengan pemangku kepentingan di sini," kata pejabat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya itu, Kamis, seperti dikutip AFP.

Kerry dijadwalkan tiba Jumat di sebuah tempat peristirahatan untuk menghadiri konferensi ekonomi internasional, yang dipersiapkan untuk meningkatkan citra Sisi di dunia internasional.

Mesir berharap konferensi investor asing itu akan mendorong perekonomiannya yang babak belur dan menampilkan dukungan internasional untuk as-Sisi saat ia memerangi kelompok milisi radikal.

Bulan lalu, Amerika Serikat menyuarakan kekhawatiran bahwa Pemerintah Otonomi Palestina mungkin tertatih-tatih dan berada di ambang kehancuran karena kurangnya dana, saat Israel menahan pengumpulan pajak dan bantuan donor terhenti.

Pada Januari, Israel menangguhkan penyerahan pendapatan pajak senilai 127 juta dolar AS kepada Pemerintan Otonomi Palestina sebagai hukuman atas tindakannya untuk bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Keanggotaan Palestina di Pengadilan Kriminal Internasional, yang mulai berlaku pada 1 April, menciptakan kesempatan untuk mengambil tindakan hukum potensial terhadap Israel atas tuduhan kejahatan perang, sebuah langkah yang membuat marah Israel.

Kerry memimpin upaya tahun lalu untuk mencoba mencapai kesepakatan perdamaian Israel-Palestina, namun usahanya gagal di tengah sengketa kedua pihak.

(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015