Harus interaktif dua arah, beri konsekuensi yang konstruktif dan membuat anak merefleksikan kesalahannya.
Jakarta (ANTARA News) - Fenomena perundungan (bullying) dapat berujung menjadi kekerasan di sekolah bila tidak ditangani sejak awal, kata pendiri Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) Diena Haryana.

"Solusi sederhana adalah mengajarkan cinta damai pada anak," kata Dhiena dalam diskusi publik Stop Kekerasan dan Ciptakan Sekolah Ramah Anak di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Sabtu.

Orang-orang di sekitar anak harus memberi contoh baik karena perilaku mereka yang menjadi panutan anak. Guru harus mengajak anak agar damai di sekolah, orangtua pun harus mengajarkan anak agar damai di rumah.

Oleh karena itu, orangtua dan guru juga tidak boleh mengajarkan kekerasan pada anak, misalnya memberi hukuman fisik.

Dhiena menambahkan, guru harus memiliki kemampuan untuk mendisiplinkan murid secara positif, tidak dengan kekerasan. Metode itu mirip dengan penerapan pola asuh orangtua kepada anak yang mengutamakan komunikasi dua arah.

Saat murid melakukan kesalahan, berikan teguran yang membuat murid sadar akan kesalahannya, bukan hukuman impulsif yang diberikan karena terpancing emosi.

"Harus interaktif dua arah, beri konsekuensi yang konstruktif dan membuat anak merefleksikan kesalahannya," tutur dia.

Tidak hanya itu, bila murid berbuat baik tentu guru harus memberikan penghargaan sehingga anak termotivasi untuk melakukan hal yang baik lagi di kemudian hari.

Sementara itu, Dewan Pertimbangan Federasi Serikat Guru Indonesia Doni Koesoema berpendapat solusi memberantas bullying adalah dengan memilih pemimpin, termasuk kepala sekolah, yang punya integritas moral.

Orang yang memiliki integritas moral, ujarnya, akan menghargai sesama dan tidak akan memiliki keinginan untuk menyakiti orang lain.

Sementara Dhiena menambahkan, pengetahuan mengenai kepemimpinan dapat diajarkan di sekolah maupun di rumah dengan mendorong anak menjadi ketua kelompok di lingkungan sosialnya.

Selain itu, peran pengajar dalam mendukung anak-anak tersebut tampil di depan kelas juga dapat memunculkan keberanian di dalam diri mereka, sehingga mentalnya menjadi lebih tangguh.

Ketika mental mereka sudah kuat, perundungan (bullying) yang datang dari orang lain tidak akan membuat mereka jatuh, tambahnya.



Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015