Jakarta (ANTARA News) - Pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri terutama kawasan Timur Tengah akan diperketat sebagai antisipasi jaringan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyasar calon TKI dalam perekrutan anggotanya.

"Untuk itu, BNP2TKI memperketat pengiriman TKI ke Timur Tengah," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid, di Jakarta, Sabtu.

Pihaknya akan memperketat pengiriman terutama dari segi teknis dan kesiapan TKI yang terlebih dahulu diseleksi.

Nusron mengatakan, BNP2TKI akan berupaya memastikan TKI yang diberangkatkan telah dibekali wawasan kebangsaan yang kuat sebagai pondasi pengetahuan dan pengalaman mereka.

"Kami perketat dari segi teknis, dan juga kita bekali wawasan kebangsaan dalam masa pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) dan welcoming program di negara penempatan," katanya.

Menurut dia, dengan pembekalan nilai kebangsaan maka para TKI diharapkan memiliki nasionalisme dan pemahaman Islam yang tidak keliru sehingga tidak mudah goyah oleh iming-iming ISIS.

Nusron menjelaskan, saat ini pengiriman TKI ke negara di Timur Tengah hanya untuk sektor formal, karena untuk sektor informal sudah ditutup.

Dengan adanya PAP dan "welcoming program", kata dia, sebenarnya kecil peluang mereka akan menjadi korban rekrutmen ISIS.

Apalagi, menurut dia, setiap pengajuan izin kerja ke luar negeri juga harus ada kontrak dari perusahaan rekanan di negara penempatan.

"Dan kontrak itu harus disetujui atau di-endorsement oleh perwakilan kita di luar negeri (kedutaan dan KJRI). Kalau yang minta itu agency tidak dikenal kami harus curiga. Ini bentuk kehati-hatian kita," tambahnya.

Nusron mengaku beberapa kali sudah pernah menolak permohonan dari mitra agen yang tidak dikenal.

Seperti diketahui, kekhawatiran terkait ISIS yang melakukan rekrutmen dan tawaran kerja mulai terindikasi dari penahanan 16 WNI yang hendak menyeberang ke Suriah oleh Pemerintah Turki.

Ada kekhawatiran mereka menyeberang ke Suriah untuk bekerja di bawah koordinasi ISIS karena termakan godaan besarnya upah.

Sebelumnya, Kepala BIN Marciano Norman mengatakan pihaknya sedang menyelidiki modus baru rekrutmen ISIS menggunakan biro perjalanan.

Selain itu, BIN juga mewaspadai perekrutan ISIS melalui para agen penyalur TKI ilegal.

(H016)



Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015