Akibatnya ongkos impor benang menjadi tidak terjangkau oleh pengusaha"
Tulungagung (ANTARA News) - Sejumlah pengusaha tekstil di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengeluhkan sulitnya memperoleh bahan baku benang menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, terutama sepekan terakhir.

"Nilai tukar dolar yang kian mahal, padahal hampir salah satu bahan baku benang yang kami pakai untuk pembuatan kaos kaki diimpor dari China," keluh pengusaha kaos kaki di Tulungagung, Ardianto, Jumat.

Ardianto mengaku kesulitan untuk mendapatkan benang nilon yang diimpor dari Tiongkok akibat menguatnya mata uang dolar AS.

"Benang jenis nilon masih diimpor dari China (Tiongkok) dan sekarang sulit diperoleh," ujarnya.

Terdapat tiga jenis benang yang biasa digunakan untuk membuat kaos kaki, yaitu benang nilon, polyester dan spandek.

Untuk kedua jenis benang lain sudah diproduksi di Indonesia. Benang nilon biasa digunakan untuk membuat kaos kaki sekolah, sedangkan untuk benang jenis spandek dan polyster untuk kaos kaki olahraga.

Sulitnya mendapatkan bahan baku benang nilon ini menurut Andriyanto disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

"Akibatnya ongkos impor benang menjadi tidak terjangkau oleh pengusaha," jelasnya.

Karena tidak adanya bahan baku, Andriyanto menghentikan sementara produksi kaos kaki sekolah.

Padahal mendekati tahun ajaran baru pesanan kaos kaki sekolah sedang ramai. "Produksi kaos kaki sekolah sementara berhenti," tuturnya.

Saat ini, Andriyanto mengalihkan produksinya ke kaos kaki olahraga. "Sambil menunggu bahan baku benang nilon tersedia kami maksimalkan produksi kaos kaki olahraga," ujarnya.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015