reformasi tidak menghasilkan kondisi demokrasi seperti yang kami cita-citakan dulu. Makanya kami kumpul lagi"
Jakarta (ANTARA News) - Para aktivis 1980-an yang tergabung dalam Pusat Informasi Jaringan Aksi Reformasi (Pijar) kembali bersuara di tengah situasi politik Indonesia saat ini yang dinilai sudah meresahkan.

"Sudah sekitar sebulan ini kami mulai reuni lagi, mulai turun lagi karena melihat situasi politik Indonesia yang carut marut," kata koordinator aksi Toni Listiyanto, Minggu.

Para almuni Pijar yang merupakan organisasi aktivis pemuda tahun 1980-an, menggelar aksi di tengah acara hari bebas kendaraan bermotor di Jakarta. Mereka memasang spanduk, berorasi, berpuisi, dan melakukan aktivitas lainnya.

Pada era kepemimpinan Presiden Soeharto, Pijar aktif membela demokrasi dan kebebasan hak asasi mausia dengan jaringan antar kampus di beberapa daerah seperti Jakarta, Semarang dan Palembang.

"Melihat situasi saat ini yang memprihatinkan karena ternyata reformasi tidak menghasilkan kondisi demokrasi seperti yang kami cita-citakan dulu. Makanya kami kumpul lagi," jelas Toni.

"Kondisi politik saat ini memprihatinkan karena ternyata proses demokrasi tidak menghasilkan kesejahteraan, hanya pertarungan elit politik. Proses demokrasi jalan di tempat."

"Begitu juga pemberantasan korupsi, sekarang terhambat karena lembaga pemberantasan korupsi dikriminalisasi serta tidak ada sinergi antar lembaga penegak hukum. Presiden Jokowi harusnya menggunakan wewenangnya untuk mengatasi ini semua," jelas Toni.

Sementara itu, seniman Taswin Total membacakan puisi penyair WS Rendra bertajuk "Doa di Jakarta" yang menggambarkan kesenjangan sosial di Indonesia.

"Pembacaan puisi ini sebagai wujud protes atas semerawutnya situasi politik saat ini, persoalan korupsi, dan kesenjangan sosial di Indonesia. Kami hadir lagi untuk menghimbau dan mengkritisi," ujar Taswin yang pernah dibui saat aksi 1998 itu.

Tuhan yang Maha Esa,
alangkah tegangnya
melihat hidup yang tergadai,
fikiran yang dipabrikkan,
dan masyarakat yang diternakkan.
.....
(Doa di Jakarta, WS Rendra)

Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015