Jakarta (ANTARA News) - Action figure mirip Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur menarik perhatian Muhammad Irfan, mahasiswa yang melihat-lihat  Jakarta Toys and Comics Fair 2015 yang berlangsung awal Maret.

Irfan membeli action figure tersebut yang ukurannya sekitar 8 Cm itu.  Kostum boneka  "Gus Dur" tersebut detail, mulai dari peci, kemeja putih, jas, celana hitam, hingga selempang hijau yang menjadi ciri khasnya.

"Waktu lihat nama karakternya Sang Pluralis sih aku merasa setuju aja, aku cukup kaget menemukan action figure mirip Gus Dur. Pembuatnya gokil juga ya kepikiran membuat action figure tokoh lokal," kata Irfan.

"Goodguysneverwin" adalah perusahaan yang mengeluarkan action figure Sang Pluralis tersebut.

Di stannya berjejer tokoh-tokoh lain seperti "Sang Fajar" yang mirip dengan Bapak Proklamator Soekarno dan "Bapak Pembangunan" Soeharto yang dikelompokkan menjadi seri "Dead Patriot".

"Goodguysneverwin ini idenya sangat unik, selama ini kan action figure identik sama tokoh-tokoh luar negeri. Nah yang ini beda,yang lokal ada semua, dari tokoh bangsa, artis lokal, pembunuh sampai setan," kata dia.

Memang selain seri "Dead Patriot" perusahaan tersebut mengeluarkan action figure seri lain, seperti seri "Living Legend" yang terdiri dari dua versi "Satria Bergitar", seri "Setan Lokal" yang terdiri dari "Kuntilanak", "Leak Bali", "Gendoruwo" serta seri "Indo Psycho" terdiri dari "Sumanto", "Robot Gedek" dan "Ryan Jombang".

Cipta Croft-Cusworth sebagai orang di balik "action figure" tersebut baru memulai bisnisnya pada awal tahun ini.

"Baru awal tahun ini saya memulai bisnis sendiri, saya bekerja di EMCO untuk mendesain permainan yang sangat Indonesia seperti Monas, Metro Mini dan mainan tersebut laku keras, akhirnya saya terinspirasi untuk membuat perusahaan sendiri dengan tokoh-tokoh yang saya pilih," kata pria berdarah Inggris-Padang itu.

Action figure dijual dengan harga Rp100 ribu per mainan itu diminati pembeli, terbukti karakter "Satria Bergitar"terjual habis pada hari pertama pameran.

Karakter "Satria Bergitar" didandani dengan kostum putih lengkap dengan ikat kepala berwarna merah yang terinspirasi dari tokoh yang diperankan oleh Rhoma Irama di film Kesatria Bergitar tahun 1984.

"Paling cepat habis mainan Satria Bergitar yang pakai baju berwarna putih mungkin karena persis seperti di filmnya Rhoma Irama," kata Cipta.

Ia membuat dua versi figur sang "Satria Bergitar", satu memakai kostum berwarna putih dan satu lagi berwarna hitam.

Selain mainan "Satria Bergitar", karakter "Sumanto" yang terkenal dengan kasusnya sebagai pemakan mayat juga menarik perhatian para pengunjung untuk membelinya hingga terjual habis.

Sebelum menciptakan karyanya, Cipta melakukan penelitian terlebih dahulu, karakter dipilihnya menurut hatinya saja.

Karakter-karakter yang dia ciptakan memang terinspirasi dari tokoh nyata, namun untuk seri Dead Patriot dan seri Living Legend ia tidak mencantumkan nama asli sang tokoh pada karakternya, bahkan pada kemasannya gambar sang tokoh pun disamarkan.

"Saya tidak memberikan nama karakter action figure ini dengan nama asli tokoh tersebut, karena saya belum mendapatkan izin, dan saya tidak mau dibilang melecehkan tokoh-tokoh itu karena saya sebenarnya sangat menyukai tokoh-tokoh tersebut. Mainan ini adalah tanda respect saya kepada mereka," kata Cipta.

Indo Psycho
Jika karakter seri "Dead Patriot" dan "Living Legend" dibuat sebagai bentuk rasa kagum kepada tokoh-tokoh tersebut, seri "Indo Psycho" dibuat berdasarkan faktor "Wow".

"Sumanto, Ryan Jombang dan Robot Gedek mereka itu memiliki faktor wow bahkan di dunia internasional pun tidak ada penjahat seperti mereka, misalnya Ryan, kalau kita lihat dia sepertinya orang baik tidak akan ada yang menyangka kalau dia tega membunuh, dan yang lebih menariknya lagi di penjara dia bisa rekaman," kata Cipta antusias.

Lain lagi dengan karyanya pada seri "Setan Lokal", penggambaran makhluk tak kasat mata pada setiap suku di Indonesia memang berbeda-beda, Cipta menginterpretasikan karakter tersebut berdasarkan imajinasinya.

Namun, jika kita lihat pada karakter Kuntilanak ia membuat tokoh tersebut tengah berbadan dua, ia mencoba menggambarkan Kuntilanak dengan mitos yang sebenarnya.

"Selama ini Kuntilanak yang ada di televisi selalu menampilkan Kunti yang tidak hamil, padahal sebenarnya Kuntilanak kan mencari anaknya, intinya semua tokoh-tokoh yang saya pilih mempunyai sentuhan dalam hidup saya," kata dia.

Selain karakter lokal ia juga menciptakan karakter rekaan sendiri seperti TNI 2077 serta Bionic Robot.

Dalam karakter TNI 2077, Cipta coba memproyeksikan dengan imajinasinya pada tahun 2077 Indonesia telah menjadi negara adi daya maka TNI pada saat itu menggunakan alat-alat super canggih dan seragam yang mereka gunakan layaknya robot.

Mainan berbahan resin itu membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk membuatnya mulai dari konsep, proses cetak hingga pengemasan.

Setiap karakter diproduksi terbatas hanya 300 mainan dan tidak akan diproduksi ulang, setiap mainan diberikan nomor seri untuk memberikan keautentikan tersendiri.

"Mainan ini baru dipamerkan kali ini dan dijual terbatas, per karakter dijual 100 saja, saya masih simpan sisanya untuk dua pameran lagi," kata Cipta.

Setelah ini, ia berencana membuat karakter lain seperti Ahmad Albar dan Benyamin untuk seri Legend serta membuat mainan tuyul 3 in 1 serta pocong untuk seri Setan Lokal.

Walaupun ia sudah melanglang buana keliling dunia, ia sangat senang membuat karakter tokoh Indonesia dan tinggal di negara ini karena menurut dia tidak ada negara yang sama seperti Indonesia.

"Di sini saya punya fans, dukungan banyak, dan saya bisa bikin perusahaan mainan sendiri. Saya senang dapat membuat hobi menjadi bisnis saya, tidak banyak negara yang dapat mewujudkan mimpi ini bisa nyata," kata dia.

Oleh Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015