Roma (ANTARA News) - Paus Fransiskus menyatakan turut merasakan kepedihan besar korban bom bunuh diri di dua geraja Pakistan pada Ahad.

"Itu gereja Kristen, umat Kristiani dibunuh, saudara-saudara kami menumpahkan darah hanya karena keyakinan mereka sebagai pemeluk Kristiani," kata Paus.

Serangan dua bom bunuh di Lahore itu, yang dilakukan unsur kelompok Taliban Pakistan, terjadi pada ibadah Ahad dan menewaskan 14 orang serta melukai hampir 80 lagi.

Kepada jamaah, yang berkumpul di lapangan St. Peter di Vatikan, Fransiskus mengatakan bahwa dia berdoa untuk Pakistan dan "untuk berakhirnya pembunuhan terhadap kelompok Kristen".

Kaum Kristen di Pakistan adalah kelompok minoritas yang hanya berjumlah dua persen dari keseluruhan populasi yang mencapai 180 juta penduduk.

Mereka sering menjadi target serangan dan kerusuhan pada beberapa tahun terakhir akibat keyakinan yang dianut.

Bom bunuh diri pada Ahad adalah insiden terburuk sejak serangan serupa pada 2013 di Peshawar pada September 2013 yang menewaskan 82 orang.

Serangan pada 2013 itu muncul setelah lebih dari 3.000 Muslim membakar sekitar 100 rumah di kawasan Joseph Colony yang merupakan perumahan penduduk Kristen di Lahore.

Sementara itu, pada Ahad, demonstrasi dari kelompok Kristen juga muncul di sejumlah kota lain di Pakistan, termasuk yang terbesar yaitu Karachi di mana sekitar 200 pengunjuk rasa membakar ban dan menutup jalanan utama.

Bom bunuh diri pada Ahad merupakan serangan besar pertama oleh Taliban setelah tiga dari faksi besar pada Kamis menyatukan diri.

Dari sisi pemerintah, pihak Pakistan tengah melancarkan operasi besar-besaran untuk memberantas kelompok garis keras sejak serangan kelompok bersenjata di sekolah Peshawar pada Desember tahun lalu yang menewaskan 150 nyawa--sebagian besar di antara mereka adalah anak-anak.

Sejak saat itu, memoratorium hukuman mati langsung dicabut dan militer diberi kekuasaan untuk melakukan pengadilan mandiri demi mempercepat penyelesaian kasus terorisme, demikian Reuters.

(Uu.G005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015