Lahore, Pakistan (ANTARA News) - Ledakan bom di luar dua gereja di Kota Lahore, Pakistan, saat ibadah Minggu menewaskan 14 orang, bertambah dari sebelumnya 10 orang, dan melukai 80 orang lain.

Ledakan di luar dua gereja di timur Lahore tersebut terjadi berselang beberapa menit. Kepolisian mengatakan pengebom mengincar kedua gereja tersebut, satu gereja Katolik dan yang lain Protestan, yang jaraknya berdekatan.

Setelah peristiwa tersebut, penduduk -yang marah- menggantung dua orang, yang diduga terlibat dalam pengeboman tersebut, kata sumber kepolisian.

Selain itu, mereka juga menghancurkan toko dan menyerang kendaraan. Polisi dan beberapa politisi juga berada dalam kekacauan tersebut.

Milisi bersenjata di Pakistan menyerang penganut Kristen dan agama kecil lain dalam sepuluh tahun belakangan. Banyak yang menyalahkan pemerintah karena tidak memberikan perlindungan maksimal kepada mereka.

Kepolisian Pakistan diketahui tidak terlatih dengan baik dan kurang pendanaan.

Lahore adalah Ibu Kota Provinsi Punjab, provinsi paling kaya dan paling padat penduduk di Pakistan. Di sini juga menjadi pusat pemerintahan negara, di mana Perdana Menteri Nawaz Sharif berada.

Keadaan Lahore secara umum aman bila dibandingakan dengan daerah lain di Pakistan, namun kekerasan meningkat setelah pemerintah gagal mengadakan pembicaraan perdamaian dengan Taliban pada 2014.

Setelah dialog tersebut gagal, tentara pemerintah melancarkan serangan ke wilayah barat laut terpencil, Waziristan Utara di sepanjang perbatasan Afganistan untuk mengusir pasukan Taliban dari wilayah utama terakhir yang mereka kuasai.

Pada saat ini, pemerintah menguasai wilayah utama di Pakistan, namun menurut masyarakat hal itu tidak lepas karena para milisi melarikan diri sebelum serangan dilakukan dan yang lainnya tetap berada di daerah pedesaan, demikian dilaporkan Reuters.

(M054/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015