Semarang (ANTARA News) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Tengah menyatakan bahwa banjir yang terjadi di Indramayu, Jabar, mengganggu operasional angkutan umum baik yang keluar maupun masuk ke Jawa Tengah dari arah barat.

"Saya sudah menerima informasi dari pengemudi angkutan umum baik penumpang maupun barang yang sudah melewati jalur tersebut, tadi memang sempat kesulitan lewat kalau sekarang kami belum menerima info lagi," kata Ketua Bidang Pembinaan Organisasi Organda Jateng Dedi Sudiardi di Semarang, Senin.

Mengenai kondisi tersebut pihaknya berharap agar aparat kepolisian terus membantu para pengemudi kendaraan khususnya angkutan umum agar segera terbebas dari jalur tersebut.

"Kalau kondisi seperti ini memang sangat merepotkan, khususnya angkutan barang yang mengangkut bahan makanan segar maupun olahan kan dituntut harus cepat," katanya.

Selain itu, para pengemudi juga harus memenuhi kebutuhan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang lebih besar dari biasanya. Menurutnya, jika kondisi macet baik karena banjir maupun jalan rusak maka konsumsi BBM bisa hampir dua kali lipat dari biasanya.

Pihaknya juga berharap agar Pemerintah segera mencarikan solusi terkait banjir yang menggenangi jalan-jalan utama yang banyak dilalui kendaraan besar.

"Solusi untuk saat ini mungkin bisa mencari jalan alternatif yang bebas banjir tetapi pasti lebih jauh dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, kami minta segera ada solusi untuk mencegah banjir serupa datang lagi," katanya.

Sementara itu, pihaknya mengimbau kepara seluruh pengemudi maupun pemilik jasa transportasi umum agar tetap beroperasi seperti biasa. Menurutnya, jangan sampai kejadian banjir berakibat pada berhentinya pelayanan kepada masyarakat.

"Jangan sampai merugikan masyarakat, kalau angkutan umum berhenti beroperasi maka akan berpengaruh juga terhadap kondisi ekonomi daerah," katanya.

Sebelumnya, sejak tadi pagi tepatnya pukul 08.00 WIB, Polres Indramayu menutup jalur utama Pantura ke arah Jatibarang. Penutupan dilakukan sebagai dampak dari jebolnya tanggul Sungai Cimanuk dan berakibat pada kebanjiran yang ketinggiannya mencapai 70 cm.

Sebagai dampak dari banjir tersebut maka kendaraan baik dari Jakarta maupun sebaliknya terpaksa berhenti dan dilakukan pengalihan rute masih di kawasan tersebut.

Pewarta: Aris W Widiastuti
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015