Yogyakarta (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Mangrove Universitas Gadjah Mada menanam 4.000 bibit mangrove di Pantai Trisik, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Penanaman pohon bakau itu untuk mengurangi abrasi pantai yang semakin meluas, erosi, dan mencegah tsunami," kata Ketua Komunitas Pecinta Mangrove Universitas Gadjah Mada (UGM) Sinom Sinung Probo Hapsoro di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, tingkat abrasi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin mengkhawatirkan. Bahkan, di beberapa wilayah telah merusak infrastruktur permukiman warga.

Kondisi tersebut, kata dia, juga terjadi di Pantai Trisik, tidak sedikit bangunan di sekitar pantai rusak bahkan terancam roboh akibat tergerus gelombang air laut yang semakin meluas dan menjorok ke daratan.

"Sejak 2014 kami mulai menanam pohon bakau dari jenis Rhizophora sp dan Avecennia sp. Kami berharap pohon-pohon itu nanti bisa berfungsi sebagai penahan dan pemecah ombak sehingga mengurangi abrasi," katanya.

Ia mengatakan sebelumnya di kawasan tersebut telah terdapat hutan bakau. Namun, karena tidak dikelola dengan baik akhirnya menjadi hilang akibat aktivitas penambangan pasir.

Untuk menjaga kelestarian daerah rintisan hutan bakau, kata dia, pihaknya menggandeng masyarakat setempat yakni Kelompok Tani Kisno Muncul dalam pengelolaannya.

"Kami berharap ke depan hutan bakau itu bisa lestari sehingga tidak hanya menjadi pelindung pantai tetapi juga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar," katanya.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015