Kuala Lumpur (ANTARA News) - Jumlah warga Malaysia yang menikah di Thailand selatan pada 2014 meningkat dan salah satu penyebab utamanya adalah keinginan berpoligami menghadapi tentangan istri atau keluarga.

Konsul Jenderal Malaysia di Songkhla, Thailand, Mohd. Faizal Razali seperti dikutip media lokal di Kuala Lumpur, Selasa mengatakan, jumlah pasangan Malaysia yang menikah di kawasan tersebut mencapai 3.381 pasangan pada 2014, dibandingkan 3.485 pasangan pada 2013.

Mohd. Faizal mengatakan rata-rata setiap hari 20-25 pasangan Malaysia dinikahkan di wilayah itu pada 2014 dan 15-20 pasangan pada 2013.

"Sekitar 80 persen perkawinan tersebut melibatkan pasangan sesama warga Malaysia dan selebihnya warga Malaysia dengan warga negara asing yang masuk ke Malaysia," katanya.

Ia menambahkan warga asing yang mengajukan permohonan menikah itu berumur antara 20-40 tahun dan paspor atau visa mereka hampir habis masa berlakunya, sedangkan kebanyakan wanita Malaysia yang menjadi pasangannya berumur 50-an tahun.

"Mayoritas pasangan Malaysia adalah penduduk wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Thailand selatan yaitu Kedah, Perlis, Perak dan Kelantan tetapi jumlah itu tidak termasuk perkawinan yang menggunakan jasa sindikat," katanya.

Sindikat nikah palsu dilaporkan mengenakan bayaran antara 5.000 hingga 7.000 ringgit. Dari biaya itu, mereka mengaku, ribuan ringgit digunakan untuk membayar oknum tertentu di kantor Konsulat Jenderal.

Mohd. Faizal menyangkal tuduhan itu dan mengatakan bahwa biaya menikah di lima kawasan yaitu Yala, Pattani, Songkhla, Narthiwat dan Satun hanya berkisar antara 400-500 ringgit.

(N004)


Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015