Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menegaskan kebijakan moneter yang bakal diterapkan pada 2015 akan tetap cenderung mengetat dengan stabilitas ekonomi sebagai prioritas.

"BI rate itu adalah indikator stance (sikap) kebijakan Bank Indonesia. Kita form kebijakannya akan tetap bias ketat," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Tirta menuturkan, dengan kondisi ekonomi saat ini, bank sentral masih perlu berjaga-jaga untuk memastikan inflasi sesuai sasaran, nilai tukar rupiah stabil, dan defisit transaksi berjalan tahun ini dapat ditekan menjadi 2,5-3 persen.

"Karena dari beberapa perhitungan kita, itu masih memerlukan BI rate level saat ini (7,5 persen), maka dari itu kami pertahankan," kata Tirta.

Menurut Tirta, BI rate yang dipertahankan pada level yang relatif masih tinggi itu memang salah satu langkah terdekat yang dilakukan Bank Indonesia.

Tirta juga memastikan bahwa bank sentral akan selalu berada di pasar dan tidak akan ragu melakukan intervensi jika diperlukan.

"Selain itu, kami juga terus mengembangkan pendalaman pasar keuangan," ujar Tirta.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia baru saja memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,5 persen, dengan suku bunga Deposit Facility 5,5 persen dan Lending Facility pada level 8 persen.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015