Kendari (Antara) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengimbau "Kabinet Kerja" pemerintahan Presiden Jokowi Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla diimbau kompak mengatasi permasalahan bangsa sehingga menemukan solusi cepat dan tepat.

Ketua Komisi VI DPR RI Ahmad Hafisz Tohir di Kendari, Selasa, mengatakan nilai tukar rupiah yang terus melemah harus disikapi dengan tindakan nyata.

"Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang mencapai Rp13.147 cukup memprihatinkan. Kondisi ini membutuhkan tindakan kongrit yang bersifat segera," kata Ahmad, politisi PAN.

Komisi VI DPR RI menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam kenjungan kerja di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Keterlambatan menyikapi abjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dimungkinkan karena kabinet pemerintah tidak kompak dalam mengatasi setiap masalah.

Setiap negara di dunia pasti mengalami gejolak nilai tukar, seperti Yen untuk Jepang dan Euro bagi negara-negara Eropa tetapi sigap mencari jalan keluar.

Pelemahan nilai tukar rupiah pernah dialami Bangsa ini sekitar tahun 2008 tetapi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat itu segera mencari jalan keluar hingga stabil.

"Lemahnya nilai tukar rupiah harus disikapi serius karena merupakan permasalahan fundamental. Hal ini bisa berdampak pada defisitnya neraca perdagangan," ujarnya.

Kemahalan harga beras pada tingkat konsumen yang berujung pada saling tuding antarkementrian terkait membuktikan lemahnya mutu pemimpin, tambah Ahmad Tohir.

Pewarta: Sarjono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015