Yogyakarta (ANTARA News) - Penanganan maraknya kasus begal yang kebanyakan pelakunya kalangan remaja sesungguhnya dapat dilakukan dengan memberikan penyaluran yang bersifat positif, kata psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Kwartarini Wahyu Yuniarti.

"Sesungguhnya kalau mau ditangani, penanganannya harus dengan melihat karakter yang positif untuk disalurkan," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Dia menilai, para remaja yang melakukan aksi kriminalitas pada dasarnya memiliki keberanian dan energi yang besar, sehingga justru harus dipertimbangkan untuk disalurkan kepada aktivitas yang bersifat positif.

Penyaluran itu, ia mencontohkan, misalnya disalurkan untuk aktivitas militer, tinju, sepak bola atau hal-hal lainnya yang membutuhkan keberanian.

"Karena mereka punya nyali mereka punya energi, sehingga dengan penyaluran yang tepat mereka akan menjadi orang-orang yang berguna," kata dia.

Menurut dia, rata-rata remaja termasuk yang melakukan aksi kriminal itu masih dalam fase pencarian jati diri yang memungkinkan mereka menyerap informasi baik positif maupun negatif dari sekitarnya.

Hal itu, kata dia, sayangnya tidak didukung dengan kemauan orang tua serta guru untuk memberikan waktu lebih untuk mendampingi dan mendengarkan mereka.

"Sehingga mereka mencari ke tempat lain yang mau mendengarkan mereka," kata dia.

Selanjutnya, dia menilai pemberian hukuman terhadap pelaku begal dari kalangan remaja dengan memenjarakan mereka bukan solusi yang tepat.

"Saya tidak pernah menyarankan untuk dipenjara karena bukti orang dipenjara yang berubah menjadi lebih baik tidak banyak," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015