Yerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara mengejutkan memenangkan Pemilu di negeri itu sehingga memperdalam ketegangan dengan Palestina dan Barat.

Dengan hampir semua suara telah terhitung, partai sayap kanan Likud pimpinannya diperkirakan meraih 30 dari 120 kursi parlemen Knesset sedangkan Uni Zionis yang berhaluan tengah kiri meraih 24 kursi.

Exit poll menunjukkan kedua partai bertarung ketat saat masing-masing memperoleh 27 kursi namun berubah drastis sampai malam tadi ketika suara dihitung.

"Di luar perkiraan kita mencapai kemenangan besar untuk Likud ...demi kubu nasional...demi rakyat kita Israel," kata sang perdana menteri pada pidato kemenangannya di Tel Aviv.

Para aktivis Likud di Tel Aviv merayakan kemenangan mereka dengan menari sampai tengah malam.

Pemimpin Uni Zionis Isaac Herzog mengakui kekalahannya dan menyelamati Netanyahu yang menang pada tiga masa jabatan berturut-turut.

"Beberapa menit lalu saya telah berbicara dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Saya menyelamati beliau atas pencapaiannya, dan semoga beliau berhasil," kata dia seperti dikutip AFP.

Netanyahu menempatkan isu keamanan sebagai prioritas kampanye politiknya dengan menegaskan dia adalah satu-satunya orang yang bisa melindungi Israel dari ancaman nuklir Iran dan bersumpah tidak akan memberi jalan kepada Palestina dalam menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara baru itu.

Setelah kemenangan ini Palestina berjanji untuk meningkatkan kampanye diplomatiknya untuk menjadi negara.

"Jelas bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan membentuk pemerintahan baru, oleh karena itu kami tegas mengatakan bahwa kami akan ke Mahkamah Kriminal Internasional di Den Haag dan kami akan mempercepat, memburu dan mengintesifkan semua upaya diplomatik," kata kepala juru runding Palestina Saeb Erakat kepada AFP.






Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015