Jakarta (ANTARA News) - Penyakit gangguan gerak, parkinson, lebih banyak dialami laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan 3:2, kata seorang pakar kesehatan.

"Secara prevalensi lebih banyak dialami laki-laki. Ini bisa karena aktivitas laki-laki lebih banyak, genetika, dan lingkungan," ujar dokter spesialis saraf, stroke, neurosonologi dan gangguan gerak (parkinson), Dr. Frandy Susatia, SpS di Jakarta, Rabu.

Kendati demikian, penyebab pasti munculnya parkinson belum diketahui pasti sampai kini, namun dugaan menyebutkan penyakit ini disebabkan gabungan antara faktor genetika, lingkungan dan penuaan (degenerasi).

Hal senada disampaikan dokter spesialis bedah saraf, dr. Made Agus M. Inggas, SpBS.

Menurut Made, faktor genetika hanya menyumbang kurang dari lima persen.

Mengutip American Academy of Neurologi, Made mengatakan Indonesia termasuk wilayah dengan pertumbuhan parkinson sebesar 100 persen.

Saat ini, sekitar 15 juta orang berusia di atas 65 tahun menderita parkinson, namun secara umum penyakit ini diderita orang berusia 40-70 tahun.

Made mengaku  menemukan penderita parkinson berusia 33 tahun.

Parkinson merupakan penyakit yang menyerang otak dengan gejala utama berupa gangguan gerakan akibat berkurangnya dopamin di otak.

Dopamin adalah zat yang mengirimkan sinyal dalam sistem saraf, sedangkan penyebabnya adalah kematian sel substansia nigra atau otak tengah sehingga fungsi otak untuk mengenali pesan kapan dan bagaimana bergerak menjadi terganggu.

Gejala penyakit baru akan muncul bila kematian sel mencapai 70 persen.




Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015