Mataram (ANTARA News) - Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Sumbawa Barat mencatat lima dari tujuh jenis penyu dunia dapat ditemukan di Tatar Sepang, Desa Talonang.

"Keberadaan lima jenis penyu ini menjadikan Sumbawa Barat sebagai wilayah paling banyak didarati penyu dari segi jenis. Setiap hari rata-rata ada tiga ekor penyu yang mendarat di Tatar Sepang," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Pengawasan dan Pulau-Pulau Kecil Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Sumbawa Barat, Noto Karyono, saat dihubungi dari Mataram, Rabu.

Ia menyebutkan, lima jenis penyu yang ada di Sumbawa Barat itu, di antaranya penyu hijau, penyu sisik, penyu belimbing, penyu pipih dan penyu tempayan.

"Dari tujuh jenis penyu di dunia, saat ini masuk kategori terancam punah," ujarnya.

Menurutnya, guna menjaga ekosistem penyu itu, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah menerbitkan SK Bupati Nomor 849 tahun 2011 yang diubah menjadi SK Bupati Sumbawa Barat Nomor 1019 tahun 2014 tentang pencadangan kawasan taman pesisir Tatar Sepang dengan total luas lahan 723,16 hektar sebagai lokasi konservasi penyu.

Kata dia, kawasan tersebut sejak tahun 2012 telah dijadikan sebagai kawasan konservasi penyu yang dilengkapi dengan fasilitas penangkaran.

Untuk menyelamatkan penyu, Pemda juga menjalin kerja sama dengan PT Newmont Nusa Tenggara dan Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Tatar Sepang dalam program penangkaran penyu.

Bahkan, untuk menjaga keberlangsungan penyu pihaknya juga telah melepas 2.000 ekor tukik hasil penangkaran yang dilaksanakan di Tatar Sepang, Desa Talonang, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Rabu (18/3).

Mengenai populasi penyu di Sumbawa Barat, dirinya mengaku tidak mengetahui secara pasti, sebab penyu merupakan spesies yang hidup dengan pola migrasi. Bahkan, penyu, baru kembali ke wilayah asalnya untuk bertelur ketika telah memasuki masa bertelur (usia 30 tahun). Migrasi itu selanjutnya terjadi setiap tahun.

Ia menambahkan, kelangkaan penyu selain disebabkan perburuan penyu dewasa untuk diambil daging dan cangkangnya, perburuan telur secara ilegal, juga disebakan angka harapan hidup tukik yang relatif rendah.

"Dari hasil penelitian para ahli, dari 1000 ekor tukik yang dilepas kelaut yang bisa bertahan hidup hanya 0,01 persen atau satu ekor," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015