Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana tugas (plt) pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Indriyanto Seno Adji membantah tuduhan melalui pemberitaan yang menyebutkan dirinya termasuk pengacara hitam, terkait pemeriksaan penyidik KPK Novel Baswedan.

"Saya jamin ke Novel dan teman-teman kalau (mereka) ditahan (seusai diperiksa), saat itu juga saya akan mudur. Saya yakin kapal (KPK) ini tidak akan mundur dan tidak akan tenggelam," kata Indriyanto saat acara makan "Soto Bangkong" bersama wartawan di gedung KPK Jakarta, Rabu.

Hadir dalam acara yang dikemas dengan santai itu tiga orang plt pimpinan KPK yaitu Taufiquerrachman Ruki, Indriyanto Seno Adji, Johan Budi Sapto Pribowo yang dilantik presiden Joko Widodo pada 18 Februari 2015 serta pimpinan jilid III Zulkarnain dan Adnan Pandu Praja.

Novel adalah salah satu penyidik KPK yang menangani sejumlah kasus besar. Ia ditetapkan menjadi tersangka oleh Polda Bengkulu karena kasus penganiayaan hingga menyebabkan korban jiwa saat menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Polda Bengkulu beberapa tahun lalu, namun kasus itu kemudian dilimpahkan ke Bareskrim Polri.

Novel pun pernah dipanggil Bareskrim tapi tidak memenuhi panggilan tersebut. Penetapan Novel sebagai tersangka oleh Polri --yang didasarkan kasus lama ini--, dinilai sebagai bagian dari kriminalisasi dan pelemahan KPK.

"Saya tidak mengharapkan kapal KPK ini tenggelam. Selama saya di sini, saya akan menjaga marwah dari lembaga ini, Novel kebetulan dia murid saya. Dia salah satu murid di PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) dan Kajian Ilmu Kepolisian, dia salah satu lulusan terbaik," ungkap Indriyanto.

Menurut Indriyanto, saat Novel dipanggil, dia justru mengadu ke Indriyanto mengenai pemeriksaannya tersebut. Pimpinan KPK kemudian memutuskan agar Novel tidak datang menjalani pemeriksaan.

"Saya bilang ke Novel, saya menjamin dan kalau tidak dilakukan saya akan mundur dari jabatan plt. Saya tidak mau lembaga ini sebagai lembaga penegak hukum mempreteli tugas-tugas penegakan hukum," tegas Indriyanto.

Sedangkan pimpinan lain yaitu Adnan Pandu Praja mengaku bahwa sebelum tiga orang plt pimpinan datang, KPK seperti kapal yang hampir tenggelam.

"Sebagian penyidik diperiksa, jadi KPK seperti kapal tenggelam. Harapan kita setidaknya jangan tenggelam. Lebih baik kapal ini jadi kapal induk," kata Pandu.

Bahkan, menurut Pandu, pegawai bidang pencegahan sampai takut datang ke daerah.

"Bahkan teman-teman pencegahan sampai takut ke daerah. Ini situasi kapal hampir tenggelam, saya dan Pak Zulkarnain sebagai orang lama akan menjadi penyeimbang, tentu saja harapannya apa yang sudah dibangun dilanjutkan bahkan dibuat lebih besar lagi," ungkap Pandu.

Pewarta: Desca Lidya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015