Bengkalis, Riau (ANTARA News) - Sejumlah petani karet di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mengeluhkan harga komoditas karet yang tak kunjung membaik sejak pertengahan tahun lalu.

"Karet ditingkat petani sekarang hanya dihargai Rp4.000 per kilogram. Harga ini tidak sebanding dengan kebutuhan sehari-hari para petani, bahkan lebih murah dibandingkan harga beras yang sudah tiga kali lipat harganya," kata seorang petani karet, Asmah (50) di Desa Ketam Putih Kecamatan Bengkalis, Kamis.

Menurut Asmah, harga karet yang tidak kunjung naik membuat sebagian besar petani karet di daerah itu makin sengsara. Sebabnya, harga barang kebutuhan pokok lainnya semakin naik sehingga membuat petani mulai frustasi.

"Semakin hari hidup para petani karet semakin sengsara," katanya.

Menanggapi hal itu, Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh, mengatakan pemerintah daerah sedang mempersiapkan perencanangan program talangan untuk mengatasi harga karet yang rendah. Pertengahan Desember tahun lalu Pemkab Bengkalis telah mencanangkan dana talangan komoditi unggulan dengan cara membeli harga karet dengan harga normal di atas harga pasar.

Intinya, pemerintah di tingkat desa akan membeli karet para petani setempat dengan harga Rp8 ribu, dan selanjutnya karet tersebut disimpan untuk nantinya dijual saat harga karet kembali normal.

"Pihak yang menangani program tersebut saat ini masih mempelajari solusi yang terbaik, intinya kita ingin harga karet itu stabil, sehingga perekonomian petani karet semakin baik," kata Bupati Bengkalis Herliyan Saleh, Rabu lalu (18/3).

Untuk mengatasi harga karet tersebut Herliyan Saleh telah mengadu ke Presiden Joko Widodo saat pertemuan dibogor beberapa waktu lalu.

"Kita mohon kepada presiden agar para investor yang bergerak di bidang komoditi karet, kelapa, sagu yang merupakan komoditi strategis masyarakat itu kalau bisa ada pengolahan industrinya di tempatnya masing-masing," katanya.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015