Saya tetap optimistis, justri kami ingin mendorong dari sisi energi, intinya bagaimana ekspor bisa ditingkatkan lagi ke depan,"
Jakarta (ANTARA News) - Penguatan dollar AS terhadap mata uang rupiah didorong menjadi momentum yang baik untuk industri dalam meningkatkan aktivitas produksinya untuk pasar ekspor, demikian disampaikan Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto.

"Saya tetap optimistis, justri kami ingin mendorong dari sisi energi, intinya bagaimana ekspor bisa ditingkatkan lagi ke depan," kata Dirjen BIM Kemenperin Harjanto di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, dengan meningkatkan ekspor, industri akan lebih diuntungkan pada kondisi dollar AS menguat, karena rupiah yang diperoleh akan lebih banyak.

Harjanto mengatakan, optimisme kedua terhadap penguatan nilai tukar dollar terhadap industri adalah mencari alternatif subtitusi impor untuk bahan baku produksi bagi industri yang bergantung pada bahan baku impor.

Sehingga, lanjut Harjanto, peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada suatu produk juga dapat didorong untuk ditingkatkan.

Harjanto menambahkan, penguatan dollar AS terhadap rupiah memang berpengaruh, terutama bagi industri yang bahan bakunya bergantung pada impor, sementara dipasarkan di dalam negeri.

"Untuk industri manufaktur itu 20 persen hingga 60 persen bahan bakunya masih tergantung dari luar negeri. Contohnya keramik, ini komponen impornya masih ada sekitar 10 persen hingga 15 persen," kata Harjanto.

Untuk itu, tambahnya, pemerintah akan berupaya mendorong harga gas sebagai salah satu bahan baku pendukung industri manufaktur, untuk bisa lebih terjangkau jika dibandingkan dengan harga gas internasional.

"Kami berharap harganya bisa 'affordable', sesuai dengan harga internasional. Industri mintanya 5 dollar AS per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU). Kalau di ASEAN kan 5 dollar AS hingga 6 dollar AS," ujar Harjanto.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar adalah Rp13.008 per dollar AS menurut mid rate Bank Indonesia pada Kamis (19/3).

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015