Tunis (ANTARA News) - Sembilan orang yang diduga memiliki kaitan dengan kelompok bersenjata, yang menyerang museum di Tunis dan menewaskan 21 orang, telah ditahan, kata kantor kepresidenan, Kamis.

"Pasukan keamanan berhasil menahan empat orang terkait langsung dengan operasi (teroris) itu dan lima tersangka yang memiliki kaitan dengan jaringan tersebut," katanya dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Sebanyak 20 pelancong asing termasuk di antara korban tewas dalam serangan pada Rabu di museum nasional itu. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pihak kepresidenan tidak memberikan identitas para tersangka ataupun peran mereka dalam serangan maut itu.

Namun, mereka menekankan bahwa Tunisia tengah menghadapi "situasi luar biasa" dan bahwa "operasi teroris sekarang telah berpindah dari pegunungan ke kota."

Kantor kepresidenan juga mengumumkan langkah-langkah untuk mendukung tentara dan polisi dalam menjaga keamanan di sepanjang perbatasan dengan Libya dan Aljazair yang tengah dilanda konflik.

Tunisia menghadapi peningkatan ekstremisme Islam sejak revolusi 2011 yang menyebabkan tergulingnya pemimpin kuat Zine Al Abidine Ben Ali sehingga memicu pergerakan Kebangkitan Arab.

Serangan oleh tentara terhadap kelompok ekstremis yang terkait Al Qaida di kawasan Maghribi terus berlangsung sejak 2012 di kawasan Gunung Chaambi dekat perbatasan dengan Aljazair.

Puluhan anggota polisi dan militer tewas sejak serangan itu dilancarkan. Demikian laporan AFP.

(Uu.S022/T008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015