Kupang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai 2015 akan membangun sebanyak 100 embung di daerah ini untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat.

"Sebanyak 100 embung itu akan dibangun di seluruh kabupaten dan kota, kecuali Kabupaten Lembata yang masih ada persoalan tanah karena penolakan warga setempat," kata Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Charisal Manu di Kupang, Jumat.

Menurut dia, keseluruhan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan embung tersebut sudah diteken kontraknya beberapa hari lalu bersama para kontraktornya.

Charisal mengatakan, dari keseluruhan jumlah proyek tersebut, ada sekitar 20 proyek yang harus dilelang ulang, karena sejumlah kendala. Diharap sebelum akhir Maret ini sudah selesai dan bisa diteken kontraknya dengan para kontraktornya.

Dia mengatakan, dengan pembangunan embung tersebut, menunjukkan pemerintah sangat serius memperhatikan ketersediaan air bersih dan air irigasi serta penunjang sektor peternakan di provinsi seribu pulau ini.

Pihaknya sangat mengharapkan dukungan pemerintah dan masyarakat setempat terhadap rencana pembangunan sejumlah embung tersebut, karena manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat.

"Jika dilihat dari jumlah embung yang dibangun pada tahun 2015 ini, mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya," katanya.

Dia menambahkan, Wilayah NTT dengan topografinya berbukit-bukit, membutuhkan tempat penampungan air, dengan memanfaatkan curah hujan setiap tahun, sehingga semuanya tidak langsung mengalir ke laut, tetapi sebagian air hujan itu ditampung dan dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.

Charisal menjelaskan, embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian (small farmreservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan.

Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi (high added value crops) di musim kemarau, atau disaat curah hujan makin jarang.

Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air (waterharvesting) yang sangat sesuai disegala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond yang berfungsi sebagai tempat penampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau.

Sementara pada ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak merata, embung dapat digunakan untuk menahan kelebihan air dan menjadi sumber air irigasi pada musim kemarau.

"Secara operasional sebenarnya embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan," kata Charisal.

Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015