Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada Jumat sore ke posisi 13.115 per dolar AS, atau 80 poin lebih rendah dibanding posisi penutupan sebelumnya pada 13.035 per dolar AS.

"Dolar AS kembali mengalami penguatan terhadap mata uang utama dunia, termasuk rupiah pasca-melemah setelah rilis pernyataan hasil rapat moneter Bank Sentral AS yang memberi kesan bahwa kenaikan suku bunga acuan AS mungkin akan ditunda," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.

"Masih adanya indikasi terhadap kenaikan suku bunga AS mendorong penguatan dolar AS lagi," katanya.

Ekonom PT Bank BCA Tbk David Sumual menambahkan bahwa volatilitas mata uang rupiah masih cukup tinggi dikarenakan adanya kebijakan bank sentral negara maju yang berbeda.

"Bank sentral AS merencanakan untuk memperketat kebijakan keuangannya, sementara bank sentral Jepang (BoJ) dan bank sentral Eropa (ECB) melonggarkan kebijakan moneternya, situasi itu masih menjadi risiko bagi mata uang negara berkembang," katanya.

Menurut dia, potensi rupiah kembali melemah lebih dalam juga masih cukup terbuka jika pemerintah tidak cepat merespon kondisi global. Indonesia juga harus memperkuat peraturan hukum agar memberikan kenyamanan investor untuk berinvestasi.

"Beberapa investor yang bertemu dengan saya, mereka mempertanyakan masalah peraturan hukum, sebagian investor masih khawatir dengan itu," ucapnya.

Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 13.075 per dolar AS, melemah juga dibanding posisi sebelumnya 13.008 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015