Jakarta (ANTARA News) - Ingin meraih sukses meniti kerja kemudian mendulang sebanyak mungkin fulus berujung dompet menggemuk kemudian mencetuskan tiga kata jenaka, "kenyang, kenyang, kenyang."

Meminjam bahasa keseharian, "kenyang, Bro!" Lanjut kata, apa kaitannya, apa hubungannya, dan apa relevansinya dengan duel klasik antara Barcelona kontra Madrid bertitel El Clasico 2015?

Bicara dompet menggemuk, dan bincang seputar getar El Clasico 2015 yang bakal digelar di Stadion Camp Nou pada Minggu waktu setempat atau Senin dini hari, pukul 03.00 WIB, terpampang sebaris pepatah Latin klasik yang sekiranya dapat menghubungkan dan mengaitkan relevansinya. "In mundo nihil mundum", artinya di dunia tidak ada yang suci, tidak ada yang bersih.

El Clasico meneror perhatian ratusan juta pemirsa dunia. Baik Blaugrana maupun Los Blancos tiada henti membarui permusuhan di bawah kubah sepak bola Spanyol. Masing-masing tim kemudian menyeru dengan suara membahana agar Dia menurunkan berkat melimpah. "Padamu Tuhan kami berharap".

Bicara harapan maka bicara soal penantian akan kebaikan. El Clasico di mata pandit sepak bola global menyimpan rivalitas nomor wahid di Benua Biru. Trio MNS versus BBC. Lionel Messi, Neymar, Luis Suarez (MNS) di kubu Barcelona, dan Gareth Bale, Karim Benzema, Cristiano Ronaldo (BBC) di kubu Real Madrid. Mana dari kedua trio itu yang pantas menyongsong harapan demi menggapai kemenangan?

Menyaksikan aksi trio MNS kontra BBC sama saja menyaksikan pemain-pemain termahal di ladang sepak bola. Menggapai kemenangan sejatinya membutuhkan kucuran energi dan menuntut kesungguhan. Sampai-sampai kritik menerpa Bale yang tidak kunjung menampilkan performa moncer.

Kemenangan, harapan, dan kritik menjadi trisula dari sukses. Jika ingin meraih kemenangan, maka silakan tiada henti mengapungkan harapan, dan merespons setiap kritik dengan menampilkan performa terbaik di lapangan.

Dialah Bale. Dia menjawab kritik pecinta Madrid dengan mampu mengakhiri paceklik mencetak gol ketika skuad asuhan Carlo Ancelotti itu mampu mengaramkan perahu Levante dengan skor 2-0. Pemain depan berpaspor Wales ini mengakhiri 828 menit tanpa gol di ajang La Liga. Sontak, wajahnya berbinar merayakan sukses menebus "dosa". Gol Bale  mendongkrak kepercayaan diri tim secara keseluruhan.

Dompet Bale disesaki fulus. Real Madrid sepakat memberi gaji kepada mantan pemain depan Tottenham itu sebesar £300.000 atau Rp5,3 miliar lebih per pekan.

Sebelumnya ia  juga sepakat menjalani kontrak selama enam tahun setelah Madrid menggelontorkan duit sebesar £85.3 juta atau Rp1,4 triliun lebih. Pembelian itu memecahkan rekor Christiano Ronaldo pada 2009 dengan nilai sebesar £80 juta atau Rp1,3 triliun lebih.

Laman Whoscored mencatat bahwa Bale meraih rating rata-rata sebesar 6,79 dalam dua laga melawan Barcelona musim lalu. Capaian ini langsung membungkam antipati publik Camp Nou. Tuntutan tidak berhenti. Musim kompetisi ini, ia baru menyarangkan dua gol dalam enam laga, termasuk saat melawan Sevilla.

Setakat dengan perjalanan Bale, justru Cristiano Ronaldo mengalami ziarah serupa. Pemain asal Portugal itu mengakhiri kemarau selama 754 menit mencetak gol di ajang La Liga.

Sejak meraih penghargaan Ballon d'Or, Ronaldo seakan membawa beban bayang-bayang sukses diri sendiri. Bahasa tubuh pemain itu kerapkali menunjukkan diri sebagai sosok frustrasi.

Fenomen Bale dan Ronaldo, yang mendapat bayaran tinggi, yang nota bene dompetnya gemuk, menggenapi pernyataan guru agama Buddha asal Vietnam, Thich Nhat Hanh.

Di mata sang guru, kepenuhan dan kesungguhan dalam bekerja lahir dari cara bernalar yang benar. Dengan menalar yang benar dan baik dalam hidup sehari-hari, maka boleh jadi harapan meraih kemenangan dapat terwujud.

"Ketika saya minum air, maka saya mencoba minum dengan bersungguh-sungguh sepenuh hati. Kesungguhan menghantar anda kepada pengenalan akan makna bekerja yang sesungguhnya," katanya.

Selain Bale dan Ronaldo, krisis serupa dialami Benzema. Pemain yang terakhir disebut ini hanya mengemas dua gol dalam tujuh penampilan terakhir di ajang La Liga.

Ketiganya divonis oleh pengamat bola Spanyol sebagai pemain-pemain yang kurang memiliki kemampuan melebur dalam kerjasama tim. Tiga sekawan Madrid ini bakal menemui kendala serius manakala menghadapi Barcelona dalam laga El Clasico pada Minggu pekan ini.

Dirumus secara positif, jika anda ingin menggemukkan dompet, pandai-pandailah melebur dalam ritme tim secara keseluruhan. Dirumus secara negatif, jangan sesekali menyerah kepada keinginan "mau menang sendiri" bila ingin membuat tambun kocek pribadi. Kebersamaan dan kerja sama tim ada di atas segalanya.

Hal berlawanan justru terjadi di kubu Barcelona. Trio MSN dengan dimotori Messi menyentak dengan torehan penghargaan 14 kali sebagai pemain terbaik dari 16 penampilan terakhir. "La Pulga" mengoleksi 14 gol dari 17 laga El Clasico.

Dalam laga melawan Manchester City di ajang Liga Champions, menurut statistik Whoscored, Messi memperoleh angka sempurna 10, mengungguli perolehan Joe Hart dari City (8,6), dan melampaui tiga penggawa Barcelona lain,  Jordi Alba (8,0), Neymar (7,9), Marc-André ter Stegen (7,8).

Messi berperan di balik gol semata wayang Barcelona yang diciptakan Ivan Rakitic pada menit ke-31. Blaugrana menundukkan Manchester City dalam leg kedua babak 16 besar Liga Champions, pada Rabu atau Kamis dini hari WIB (19/3). Kemenangan itu membawa Barcelona unggul agregat menjadi 3-1 atas The Citizens.

Penampilan jempolan Messi sontak membaptis dia sebagai pemain terbaik dunia. Menghadapi El Clasico nanti, Ronaldo bukan tidak mungkin menghadapi krisis karena pengaruh pemain asal Argentina itu demikian dominan dalam tim.

Situasi runyam, lantaran CR7 dinilai lemah berkontribusi dalam bertahan. Ini pekerjaan rumah bagi Ancelotti, yakni mengisi posisi bek-kanan untuk menahan pergerakan Messi. Belum lagi, kemungkinan Dani Alves melakukan overlapping.

Pengamat Liga Spanyol, Dermot Corrigan menyebut bahwa Suarez berperan membuat lini serang Barcelona demikian mengancam pertahanan Madrid. Enam dari tujuh gol yang dicetak Suarez di ajang Liga justru ia lesakkan ketika ia menempati posisi sebagai pemain depan. Rating penampilannya dalam kisan 7,17 sampai 7,57. Ia kerapkali membuka ruang bagi Messi agar bergerak leluasa.

Nah, di bawah pelatih Luis Enrique, penampilan Neymar kian bersinar. Koleksi gol pemain Brasil ini masih di bawah Messi (32 gol) dan Ronaldo (30 gol). Musim ini,  pemain berusia 23 tahun itu mengemas 17 gol, termasuk 9 gol dalam debut di ajang La Liga.

Naluri menyerang Neymar kian eksplosif. Ia mencetak gol di laga El Clasico yang digelar di Bernabeu di awal musim kompetisi. Lini pertahanan Madrid perlu ekstra mewaspadai pemain ini dengan tampil lebih fokus dan lebih berkonsentrasi.

Boleh jadi, El Clasico 2015, diringkas sebagai pertarungan adu kuat lini pertahanan. Trio MNS telah tampil 90 menit penuh pada Rabu pekan ini, karenanya kelelahan mengintai ketiga ujung tombak Barcelona, sementara Madrid memiliki waktu istirahat selama sepekan jelang menghadapi seteru lawasnya itu.

Selain adu kokoh melapis pertahanan, El Clasico hendaknya tidak justru memanggungkan adu menumpuk pemain di lini belakang masing-masing. Plesetannya, boleh-boleh saja menggemukkan dompet, hanya saja silakan tengok kanan tengok kiri melihat situasi sekitar. Jangan sampai buta mata hati tuli indera nurani dengan sesama.

Membaca teks berujudul El Clasico lantas merujuk kepada dua dakuan (klaim). Pertama,  menggemukkan dompet tidak lantas membuat alpa untuk melontarkan senyum.

Kedua, menggemukkan dompet tidak lantas mengabaikan kredo ilahi bahwa dalam harta benda milikmu di situ ada hak sesama yang dhuafa. Jangan pernah berhenti berbagi layaknya serangan yang dilancarkan Barcelona dan Real Madrid.
(T.A024)             

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015