Lausanne (ANTARA News) - Negara besar di dunia dan Iran berencana melanjutkan pembahasan perundingan tentang nuklir Teheran saat babak pembicaraan berakhir tanpa kesepakatan kerangka kerja pada Jumat (20/3).

Kantor berita Iran, IRNA, mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan perundingan akan dilanjutkan pada 25 Maret, dan menteri luar negeri dari negara Eropa dan dan Amerika Serikat dijadwalkan bertemu di Berlin, Jerman, pada Sabtu (20/3).

Pernyataan Araqchi dikeluarkan setelah Iran dan enam negara besar di dunia menghentikan perundingan nuklir pada Jumat sore, tanpa mencapai kesepakatan kerangka kerja sebelum tenggat 31 Maret.

Ia mengatakan pembicaraan antara Iran dan negara besar di dunia memerlukan perundingan dan koordinasi lebih lanjut.

Sejak Ahad lalu (15/3), diplomat senior AS dan Iran telah mengadakan pertemuan bilateral intensif guna menjembatani jurang pemisah dalam masalah nuklir Iran. Delegasi lain dari negara P5+1 --Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Tiongkok, Rusia ditambah Jerman-- bergabung dalam perundingan mulai Rabu (18/3).

Namun, delegasi negara P5+1 dan Iran tak bertemu dalam sidan pleno guna menangani masalah sanksi dan teknis.

Wang Qun, yang memimpin delegasi Tiongkok, mengatakan kepada Xinhua, semua pihak telah membuat kemajuan selama babak perundingan penting saat ini, tapi masih ada jurang pemisah yang harus diselesaikan.

Wang mengatakan ada dua kategori masalah yang harus diselesaikan, satu adalah cara menilai hak Iran bagi penggunaan energi nuklir secara damai dan satu lagi ialah bagaimana menangani keprihatinan mengenai anti-penyebaran sebab itu berkaitan dengan program nuklir Iran.

Ia menyatakan banyak masalah khusus --seperti jumlah sentrifugal, pencabutan sanksi, misalnya-- berada dalam parameter kedua kategori itu.

Presiden AS Barack Obama pada Kamis (19/3) mengadakan di dalam satu pidato untuk merayakan Tahun Baru Iran, yang dimulai pada akhir pekan ini, bahwa pembicaraan nuklir antara Iran dan negara besar telah membuat kemajuan tapi jurang pemisah masih ada.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan di aku Twitternya, "Rakyat Iran sudah membuat pilihan mereka, berhubungan secara bermartabat."

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015