Denpasar (ANTARA News) - Ngembak Nyepi, sehari setelah umat Hindu menunaikan ibadah Tapa Beratha Penyepian Tahun Baru Saka 1937, Minggu, suasana Bali berangsur-angsur normal.

Berdasarkan pantauan, aktivitas masyarakat hari pertama memasuki Tahun Baru Saka 1937 secara bertahap mulai normal, namun warga setempat belum melakukan kegiatan secara maksimal.

Toko-toko sepanjang jalan trotoar di Kota Denpasar dan sekitarnya masih banyak yang tutup, namun sejumlah pasar tradisional mulai dikunjungi masyarakat, meskipun jalan-jalan masih tampak lengang.

Suasana hari raya masih menyelimuti, yang kebetulan pada Minggu, sehingga perkantoran pemerintah dan swasta di Bali libur, termasuk anak-anak sekolah.

Pada Ngembak Nyepi, masyarakat saling berkunjung ke keluarga atau kerabat dekat untuk saling maaf-memaafkan (silaturahim) atau mengunjungi objek-objek wisata untuk rekreasi.

Masyarakat lainnya sudah mulai melakukan aktivitas, terlihat dari kehidupan pasar, seperti Pasar Badung dan Kumbasari yang sejak pagi hari itu sudah cukup ramai.

Sementara itu, kesibukan ekstra dilakukan oleh tenaga kebersihan Kota Denpasar. Mereka bekerja keras menyingkirkan dan mengangkut sampah yang menumpuk di pemukiman maupun tepi jalan.

Puluhan truk pengangkut sampah sudah beroperasi sejak pagi hari dari tempat-tempat pengumpulan sampah ke tempat pembuangan akhir di kawasan Suwung, pinggiran Kota Denpasar.

Dalam rangkaian perayaan Nyepi, umat Hindu melakukan berbagai kegiatan ritual yang banyak memproduksi sampah dari bekas banten/sesaji, serta aneka bungkus makanan-minuman ketika warga melakukan malam "pengerupukan" dengan mengarak ogoh-ogoh, boneka raksasa berwajah menyeramkan.

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015