Keterangan pers yang diterima Antara di Jakarta, Senin, menjelaskan dalam pertemuan yang berlangsung di sebuah kawasan wisata di Bandung tersebut dan dihadiri oleh 15 follower instagramnya, Ani Yudhoyono datang bersama Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Di tengah diskusi mengenai fotografi itu, Ibu Ani membagi prinsip dasarnya dalam berkarya.
"Saya hanya menggunakan naluri saya, pertama dulu saya pake kamera yang masih pakai rol film, diajarin memotret oleh ayahanda saya. Sementara obyek foto adalah segala sesuatu yang menarik hati saya."
"Jadi obyek yang menarik adalah selalu bersifat subyektif, menarik bagi saya belum tentu menarik bagi orang lain, Karena itu saya tidak bisa mengajarkan bagaimana memotret yang baik Karena setiap orang tentu memiliki ketertarikan sendiri atas sebuah obyek foto.
"Bagi saya fotografi adalah seni yang selalu mengandung subyektivitas, karena itu di sini kita hanya sharing tentang fotografi, kita tidak bisa menyalahkan," kata Ani Yudhoyono kepada para follower instagram peserta kopdar (kopi darat-red).
Diera Bachir, seorang fotografer profesional yang juga hadir sebagai peserta kopdar membagi juga pengalamannya mengenai fotografi, bagi Diera fotografi adalah seni, sehingga setiap orang pasti memiliki sudut pandang masing masing.
"Karena itu sejalan dengan yang telah diungkapkan oleh Ibu Ani Yudhoyono, kita tidak bisa begitu saja menyalahkan sebuah karya foto. Obyek yang sama dapat dipotret secara berbeda dan menghasilkan karya visual yang berbeda pula," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Ani menceritakan kisah dibalik foto "mengulek sambal" yang pernah diposting dalam instagramnya, yang diposting ketika Ani dan SBY berada di Kansas, Amerika Serikat dalam rangka mengunjungi sang putra Mayor (inf) Agus Yudhoyono yang tengah menjalani tugas belajar Sekolah Komando (sesko) di Leavenworth, Kansas.
Foto karya foto sang menantu Anissa Pohan tersebut mengabadikan momen Ani tengah menyiapkan sayur lodeh untuk SBY. Foto tersebut mendapat "like" hingga 37.800.
Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
