Berisi rekomendasi kepada pemerintah Negara-negara ASEAN untuk menjaga laju pertumbuhan internet dan mentransformasikan ekonomi

 

MANILA, Filipina (Antara/BUSINESS WIRE) -- Internet Society (ISOC) dan firma konsultasi dan riset, TRPC, hari ini merilis sebuah laporan terkait langkah-langkah fundamental yang diperlukan untuk menggali potensi internet dan mentransformasikan perekonomian 10 negara anggota ASEAN (Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) agar menjadi basis produksi dan pasar tunggal yang sangat kompetitif.

 

Laporan bertajuk "Unleashing the Potential of the Internet for ASEAN Economies,” menyoroti dan mengkaji infrastruktur internet kawasan ini dan merekomendasikan sejumlah langkah yang dibutuhkan untuk mendukung tujuan konektivitas internet ASEAN Economic Communicty (AEC) Blueprint, sebuah agenda komprehensif untuk mewujudkan transformasi ekonomi ASEAN. Laporan ini dirilis di Forum "ISOC-TRPC Rethinking the Digital Economy" yang digelar di Manila.

 

"Kawasan ASEAN dihuni oleh lebih dari 600 juta jiwa dan merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan terpesat di dunia, dengan proyeksi tingkat pertumbuhan PDB rata-rata mencapai 5,4% per tahun antara 2014-2018. Sebagai entitas tunggal, kawasan ini menjadi kawasan dengan perkonomian terbesar ketujuh di dunia," ungkap Direktur Internet Society Biro Regional Asia Pasifik, Rajnesh Singh.

 

Mengacu pada laporan ini, para pemerintah negara-negara ASEAN telah membuat sejumlah progres dalam beberapa tahun terakhir melalui berbagai proyek e-government. Walaupun demikian, laporan ini menunjukan penetrasi internet di kawasan ini tidak merata dan kesenjangan digital masih cukup signifikan. Masih banyak negara yang memiliki jangkauan internet yang sangat terbatas, bandwith rendah, dan akses internet yang cenderung sangat mahal.

 

"Untuk mendapatkan manfaat dari kekuatan ekonomi ini dan membantu mewujudkan tujuan-tujuan AEC, kawasan ini harus mulai meninggalkan konektivitas dasar dan mulai fokus terhadap interkonektivitas internet, yang dapat mendukung integrasi ekonomi dan mewujudkan perekonomian digital," lanjut Singh. "Laporan ini memberikan gambaran infrastruktur internet di kawasan ini, menunjukan posisi dari tiap 10 negara di dalam infrastruktur internet, dan merekomendasikan langkah dan aksi yang harus diambil guna mewujudkan perekonomian digital, yang notabene akan menjadi inisiatif penting bagi rencana pengintegrasian ASEAN."

 

Laporan ini mendapati kalau internet menjadi semakin pervasif. Dengan latar belakang AEC, laporan ini merekomendasi negara-negara ASEAN agar mulai meninggalkan konektivitas dasar dan mulai fokus terhadap interkonektivitas internet yang dapat mendukung terciptanya integrasi ekonomi dan inklusi sosial dan mewujudkan perkonomian digital di kawasan ASEAN.

 

Poin-poin rekomendasi:




Laporan ini melahirkan 10 rekomendasi yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah negara-negara ASEAN untuk mendukung dan mempercepat peralihan dari konektivitas dasar ke fase interkonektivitas dan perekonomian digital yang dapat diinteroperabilitaskan:

 

1. Memprioritaskan jaringan nirkabel dengan memperluas jangkauannya ke area yang belum terjangkau dan kurang mendapatkan jaringan;

2. Menjamin akses internet yang terjangkau;

3. Memprioritaskan keterjangkauan harga perangkat komunikasi/internet, termasuk penjaminan daya saing distribusi perangkat dan jaringan ritel

4. Meningkatkan pembagian infrastruktur dan akses yang merata, khususnya di area yang didominasi oleh satu atau dua operator, demi melindungi pemain baru yang berskala lebih kecil dan memaksimalkan persaingan yang sehat;

5. Rencana transisi ke IPv6;

6. Mempromosikan interoperabilitas via kesepakatan sukarela atau sistem persetujuan yang didukung oleh negara;

7. Mengimplementasikan interoperabilitas pada seluruh layanan dengan mengadopsi standar internet terbuka, yang memungkinkan perangkat, layanan dan aplikasi untuk bekerja sama di berbagai jaringan independen yang terpisah satu sama lain

8. Memprakarsai penggunaan TIK di layanan manajemen kesehatan, pendidikan, dan risiko bencana alam – mendorong sektor swasta untuk memperluas inklusivitas layanan ini ke masyarakat kecil;

9. Menyadari kalau segala sesuatu telah serba mobile dan menyesuaikan akses internet dan rencana ekonomi digital nasional dengan baik; dan

10. Melibatkan masyarakat kecil, terlepas dari jenis kelamin atau penyandang disabilitas, di dalam proses perencanaan dan mendistribusikan sumber daya dan peningkatan kapasitas untuk memungkinkan akses dan partisipasi yang lebih ebsar.

 

"Tidak berlebihan rasanya, kalau kesuksesan peluncuran AEC pada 2015 akan bergantung pada kemampuan negara-negara ASEAN untuk saling terhubung," ujar Singh. "Namun, manfaat dari peralihan skala ekonomi internet menjadi ekonomi digital akan sangat transformatif."

 

Untuk melihat laporan lengkap, klik: https://www.internetsociety.org/doc/unleashing-potential-internet-asean-economies.

 

Tentang Internet Society





Internet Society adalah sumber informasi internet dan kepemimpinan yang efektif independen terpercaya di dunia. Organisasi ini pun adalah akar dari Internet Engineering Task Force (IETF). Dengan visi yang berprinsip, kapabilitas teknologinya yang substansial, dan posisinya yang kuat di seluruh dunia, Internet Society mempromosikan dialog terbuka seputar kebijakan, teknologi, dan pembangunan internet di masa depan kepada para penggunannya, perusahaan, pemerintah dan organisasi lainnya. Berkat kerjasamanya dengan para anggota dan afiliasinya di seluruh dunia, Internet Society mewujudkan evolusi dan pertumbuhan internet yang berkesinambungan bagi semua orang di seluruh dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.internetsociety.org.

 

Kontak

 

Media:

Internet Society

Wende Cover, +1-703-439-2773

cover@isoc.org

 

 

Sumber: Internet Society

 

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2015