Banjarbaru (ANTARA News) - Gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengancam alam memasang bom di pesawat Kalstar tujuan Sampit, Kalimantan Tengah, sehingga otoritas Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin pun mengantisipasi.

Kepala Kepolisian Resor Banjarbaru AKBP Harun Yuni Aprin di Banjarbaru, Senin, membenarkan ancaman bom terhadap pesawat Kalstar tujuan Kota Sampit yang mengatasnamakan ISIS.

"Ancaman bom di pesawat Kalstar yang mengatasnamakan ISIS diterima manajemen Kalstar di Jakarta melalui faksimil. Ancaman diterima sekitar pukul 13.30 Wita," ujarnya.

Ia mengatakan ancaman tersebut disampaikan ke Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang memiliki rute menuju Sampit, Kalimantan Tengah, dilanjutkan koordinasi ke kepolisian.

Menurut dia, pihaknya langsung merespons ancaman itu dengan berkoordinasi dengan Satuan Gegana Brimob Polda Kalsel yang memeriksa pesawat Kalstar di apron Bandara Syamsudin Noor.

"Anggota Satuan Gegana Brimob sudah memeriksa seluruh bagian pesawat, termasuk barang penumpang yang sudah dinaikkan ke pesawat diperiksa," ungkapnya.

Ia mengatakan hasil pemeriksaan di kabin pesawat maupun barang milik penumpang dengan menggunakan peralatan pendeteksi bom dan anjing pelacak tidak ditemukan bom.

"Pemeriksaan masih berlangsung dan sejauh ini tidak ditemukan benda atau barang mencurigakan di dalam pesawat maupun barang penumpang," ujarnya dihubungi pukul 18.00 Wita.

Manajer Umum dan Personalia PT Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor Nurul Huda mengatakan langkah antisipasi ancaman bom dilakukan berkoordinasi dengan aparat terkait.

"Hasil pemeriksaan tidak ditemukan bom baik di kabin pesawat maupun barang penumpang dan pesawat akan diberangkatkan pukul 18.00 Wita dari jadwal pukul 15.00 Wita," ujarnya

Ditambahkan, informasi yang diterimanya, ancaman bom memang berasal dari pihak mengatasnamakan anggota Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS tersebut.

"Ancaman bom berasal dari pihak mengatasnamakan ISIS yang pasang bom di pesawat Kalstar tujuan Sampit sehingga diantisipasi berkoordinasi aparat terkait," katanya.

Pewarta: Yose Rizal
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015