Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan bertolak ke Amerika Serikat untuk berkeliling selama seminggu, bulan depan, saat kedua negara bekas musuh itu akan memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II.

Selain berbicara di Washington, Abe akan mengunjungi Boston, San Francisco dan los Angeles dalam perjalanan mulai 26 April hingga 3 Mei, kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, Senin.

Abe akan menjadi PM Jepang pertama yang akan mengadakan pidato bersama di depan Kongres AS, sebagai puncak lawatannya yang ditujukan untuk memperdalam kerja sama militer dan perdagangan, dan memperlihatkan penetapan janji Tokyo pasca-perang fasisme.

Masih jarang politisi Jepang yang berpidato di depan kongres AS dan belum ada yang melakukannya dalam sesi bersama Senat dan DPR yang menjadi idaman.

Pada 28 April, Presiden Barack Obama akan menjadi tuan rumah pertemuan dengan Abe serta jamuan malam untuk menghormatinya, kata Gedung Putih.

Abe akan berada di Washington dari 27 hingga 30 April, kata seorang diplomat.

Di sela-sela perjalaan Abe, menteri pertahanan dan menteri luar negeri kedua negara juga akan mengadakan pertemuan "dua plus dua", menurut media Jepang.

Setelah pertempuran sengit di seberang-menyebrang Pasifik dalam masa perang, Jepang menjadi sekutu setia AS, tuan rumah bagi beberapa pangkalan angkatan bersenjata AS dan mempererat hubungan antara bekas musuh tersebut.

Jepang mengaku menyerah kalah dalam perang pada 15 Agustus 1945.

Kunjungan Abe (60) dilakukan saat AS menekan agar Jepang memperbaiki cekcoknya dengan dua sekutu AS di Asia lainnya, Korea Selatan dan Tiongkok.

Beijing dan Seoul akan memantau dari dekat apa yang akan Abe ucapkan dalam pernyataan khusus untuk menandai peringatan tujuh dasawarsa sejak berakhirnya peperangan yang ketika itu membuat negara-negara tetangganya menderita akibat militerisme Jepang.

Sementara Abe berjanji untuk menegaskan permintaan maaf yang pernah dilakukan oleh pemerintahan-pemerintahan terdahulu, ia juga sengaja mengelak sejumlah masalah termasuk penyelesaian permintaan maaf tahun 1996 terhadap perlakuan militer Jepang kepada sejumlah wanita penghibur, demikian AFP melaporkan.

(M007/T008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015