Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan keberhasilan implementasi layanan teknologi 4G tergantung pada 4C, yakni "connectivity", "content", "commerce", dan "community".

"Bicara soal 4G memang takbisa terlepas dari 4C. Semua ini saling terkait dan takbisa dipisahkan satu sama lain," kata Johnny Swandy Sjam, Ketua Komite Tetap Bidang Telekomunikasi Kadin Indonesia, pada diskusi "4G & Rich Content: a New Era of Indonesian Broadband" di Jakarta, Senin.

Dalam hal ini, kata dia, pemerintah, dunia usaha, operator, dan vendor jaringan sepakat mengatasi berbagai kendala dalam implementasi layanan teknologi 4G LTE dengan mengedepankan pembangunan ekosistem yang meliputi "connectivity", "content", "commerce", dan "community".

Menurut catatan, sejumlah operator sejak Desember 2014 sudah menggelar layanan 4G di beberapa kota, seperti Jakarta, Bali, Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, dan menyusul kota-kota lainnya, seperti Manado dan Makassar.

"Harapannya, 4G terus berkembang agar layanan seluler generasi keempat ini bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia," ujar Jhonny.

Soal konektivitas layanan 4G tidak terlepas dari spektrum frekuensi. Saat ini yang sudah resmi mendapat restu dari Kementerian Kominfo adalah di pita 900 MHz, kemudian ada yang menggunakan extended GSM dari spektrum 800 MHz, refarming teknologi netral di 1.800 MHz, selanjutnya dari 2,1 GHz dan 2,3 GHz.

"Bahkan, pada masa datang juga akan mendapat spektrum frekuensi emas di 700 MHz ketika rencana migrasi TV digital bisa dieksekusi dan dirampungkan dalam beberapa tahun ke depan," katanya.

Namun, yang jadi permasalahan selain spektrum 900 MHz yang sudah resmi untuk komersialisasi, spektrum lainnya masih perlu pembahasan lebih lanjut. Bagaimana kejelasan penataan 800 MHz, 1.800 MHz, 2,1 GHz, 2,3 GHz, sampai 700 MHz.

Sambil menyelesaikan urusan connectivity, menurut Johnny, C selanjutnya yang takboleh dilupakan adalah content, commerce, dan community.

"Kurang lebih 4C yang saya utarakan maksudnya sama dengan filosofi DNA (device, network, application). Setelah network-nya ada, device dan application-nya pun harus tersedia," kata dia.

Sementara itu, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo M. Budi Setiawan mengatakan bahwa pemerintah akan terus melakukan penataan dan pengembangan spektrum frekuensi yang bisa untuk implementasi layanan 4G.

"Setelah 4G pada frekuensi 900 MHz, nanti menyusul pada frekuensi 1.800 MHz, 2,1 Ghz, dan 2,3 GHz," ujar Budi.

Menurut dia, pada frekuensi 1.800 MHz akan diselesaikan pada tahun 2015.

Meski begitu, kata dia, dalam implementasi 4G dibutuhkan sosialisasi menyeluruh, termasuk target tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) perangkat komunikasi baik 2G, 3G, dan 4G yang harus minimal 40 persen.

(R017)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015