Havana (ANTARA News) - Rusia dan Kuba mengupayakan strategi bersama melawan embargo ekonomi AS terhadap negara komunis tersebut, saat kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Selasa (Rabu WIB).

Lavrov merupakan menteri kabinet Rusia yang pertama mengunjungi Kuba sejak Havana dan Washington mengumumkan akan menyingkirkan permusuhan Perang Dingin dan memperbaharui hubungan diplomatik.

Ia bertemu dengan Presiden Kuba Raul Castro pada awal lawatannya ke empat negara Amerika Latin.

Castro "berterima kasih kepada Rusia atas dukungannya dalam menuntut pengakhiran blokade AS," demikian pernyataan resmi yang disiarkan di televisi.

Moskow menyambut baik pendekatan baru AS-Kuba namun menyerukan segera diakhirinya embargo yang telah berlangsung selama lebih dari lima dasawarsa, yang membutuhkan persetujuan Kongres sebelum Presiden Barack Obama mencabutnya.

"Dalam kunjungan itu, kami bermaksud membicarakan isu-isu kawasan dan internasional... dan secara umum tiba pada langkah, terutama terkait (upaya melawan) blokade yang masih berlanjut terhadap Kuba," kata Lavrov kepada stasiun televisi pemerintah Kuba.

Ia juga bertemu dengan Wakil Presiden Ricardo Cabrisas, serta timpalannya Bruno Rodriquez untuk membicarakan pertemuan komisi gabungan antar-pemerintah yang dijadualkan akan digelar pada April di Rusia, demikian dilaporkan Prensa Latina.

Sebelum meninggalkan Havana, Lavrov mengatakan kepada media Rusia bahwa ia "sangat yakin bahwa tidak ada yang mengancam hubungan dekat strategis kami dengan Kuba."

Moskow dan Havana merupakan sekutu dekat selama tiga dekade sampai jatuhnya Uni Soviet.

Hubungan tersebut sempat tegang saat kepemimpinan Presiden Rusia Boris Yeltsin pada tahun 1990-an, namun kedua negara telah memperbaiki hubungan politik, ekonomi dan militer dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam lawatannya, Lavrov juga akan mengunjungi Kolombia, Nikaragua dan Guatemala.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015