Batam (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Kepulauan Riau Chandra Rizal mengingatkan bahaya menghisap Sisha, atau rokok Arab yang kini sedang marak dan digemari remaja di kota industri.

"Jangan salah, Sisha itu Justru lebih berbahaya dari rokok," kata Kepala Dinas di Batam, Rabu.

Ia mengatakan hampir seluruh kadar racun yang terdapat dalam sisha melebihi dari rokok.

Satu hisapan dipercaya setara dengan 70 hisapan rokok biasa. Kemudian kandungan tar dari asap satu sisa sama dengan 27 hingga 102 batang rokok.

Dinas Kesehatan juga mencatat menghisap satu Shisa sama saja menghirup karbon monoksida setara 15 hingga 52 batang rokok biasa.

"Jadi bisa dibayangkan bahaya sisha," kata dia.

Apalagi, cara menghirup sisha juga menggunakan air dan bara, sehingga relatif lebih berbahaya.

Mengenai maraknya penjualan sisha di angkringan-angkringan tempat remaja berkumpul, ia mengatakan saat ini belum bisa berbuat terlalu banyak untuk melarangnya.

"Ada dinas terkait yang lebih berwenang," kata dia.

Namun ia menjanjikan akan memasukkan ketentuan konsumsi sisha dalam Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (Perda KTR) yang saat ini tengah digodok pemerintah.

"Kami sarankan itu masuk karegori zat kimia yang merusak kesehatan," kata dia.

Ia juga meminta Dinas Pendidikan untuk melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah mengenai bahaya sisha.

Kepala Bidang Sarana dan Objek Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam Rudi Panjaitan mengatakan pihaknya belum dapat melarang penjualan sisha di tempat-tempat hiburan karena belum ada landasan hukumnya.

"Nanti kalau sudah ada di Perda KTR, baru kami bisa bertindak," kata dia.

Sementara itu, banyak tempat angkringan, lokasi siswa SMA hingga mahasiswa berkumpul yang menjajakan sisha, sebut saja di daerah Tiban, Nagoya dan Batam Kota.

Berdasarkan pantauan, setiap akhir pekan, puluhan remaja menikmati sisha di tempat itu. Sisha ditawarkan dengan berbagai rasa buah. 

Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015