Seyne-les-Alpes, Prancis (ANTARA News) - Foto-foto udara menunjukkan puing-puing pesawat Airbus A320 Germanwings yang jatuh kemarin di Prancis selatan, masih menyala, sedangkan satu bagian dari badan pesawat dengan enam jendela melintang di kaki gunung.

"Kami menyaksikan sebuah pesawat terbelah, mayat-mayat berserakan hampir dalam keadaan hancur, tidak ada satu pun bagian sayap atau badan pesawat yang utuh," kata Brice Robin, penyelidik dari kota Marseille, kepada Reuters usai terbang mengitari lokasi jatuhnya pesawat tersebut.

Germanwings menyatakan bahwa pesawatnya itu mulai menurun satu menit setelah mencapai ketinggian jelajah dan terus menerus kehilangan ketinggian selama delapan menit.

Para pakar mengatakan ketika Airbus ini turun dengan cepat, pesawat ini tidak kelihatan jatuh dari langit.

Satu penerbangan Lufthansa dari Bilbao ke Munchen pada 5 November tahun lalu kehilangan ketinggian setelah sensornya mengalami icing (pembekuan) sehingga merusak pembacaan komputer lalu membuat pesawat stall dan kemudian membuat hidung pesawat menukik. Akibatnya, Badan Keselamatan Terbang Eropa memerintahkan perubahan dalam prosedur bagi semua jet A320.

Ketika ditanyai apakah kondisi sama terjadi pada insiden Selasa itu, Direktur Pelaksana Germanwings Thomas Winkelmann menjawab, "Pada saat ini malam ini, kami mengesampingkan penyebab yang mungkin di area ini."

Pesawat itu menghujam kawasan yang diketahui untuk berski, mendaki dan arung jeram, namun tim pencarian sulit mencapai area ini. Pangkalan operasi untuk pencarian pesawat ini berada di sebuah gimnasium di desa Seyne-les-Alpes.

Ini adalah musibah pertama yang melibatkan jet penumpang berbadan lebar di Prancis sejak pesawat Concorde jatuh di luar Paris 15 tahun lalu.

A320 adalah salah satu jet penumpang paling banyak dipakai di dunia dan memiliki catatan keselamatan yang bagus.

Berdasarkan data Jejaring Keselamatan Penerbangan, jatuhnya Germanwings itu adalah kecelakaan maut ketiga yang melibatkan model pesawat ini.

Pada 2007 sebuah A320 milik TAM Linhas Aereas A320 tergelincir di runway bandara Brasil sampai menewaskan 187 orang, kemudian tahun lalu 162 orang meninggal dunia ketika AirAsia jatuh di Selat Karimata.

A320 Germanwings sudah berusia 24 tahun, dengan mesin dibuat oleh CFM International, perusahaan patungan General Electric dan Safran dari Prancis, demikian Reuters.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015