Jakarta (ANTARA News) - Ahli gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, (FKM UI), mengungkapkan, tak ada gejala spesifik yang menunjukkan anak kekurangan asupan Omega 3 dan 6.

"Tidak ada gejala yang spesifik. Tapi kalau sangat kurang biasanya terlihat dari kulit yang sangat kering, rambut menjadi rontok," ujar Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita, MPH, di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Ratna mengungkapkan, kekurangan Omega 3 dan 6 berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan terutama otak anak yang tak optimal. Saat ini, hasil riset menunjukkan, mayoritas anak Indonesia kurang terpenuhi asupan Omega 3 dan 6 nya. Asupan Omega 3 rata-rata anak Indonesia ialah sebesar 0,2 persen energi.

Angka ini hanya hanya mencapai 39 persen dari rekomendasi WHO. Sementara asupan Omega 6, rata-rata sebesar 3,36 persen.

Menurut Ratna sekalipun angka ini sudah mencapai rekomendasi WHO, namun konsumsi Omega 6 LA masih belum merata di Indonesia.

Dia mengatakan, salah satu penyebab kondisi ini ialah kurang bervariasinya menu makanan anak di Indonesia.

"Kebanyakan karbohidrat. Makanya, yang penting penuhi gizi seimbang dengan variasi makanan sehingga semua nutrisi terpenuhi," kata dia.

"Makanan harus diperhatikan kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas itu sesuai anjuran angka kecukupan gizi (AKG) lalu kualitas berdasarkan sumber makanan yang bervariasi," tambah Ratna.

Sejumlah sumber makanan yang diketahui mengandung Omega 3 dan Omega 6 yang cukup tinggi di antaranya ikan salmon, minyak kanola dan alpukat, kacang-kacangan dan sayuran.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015