Jaminan keamanan itu penting bagi kami mahasiswa di tengah kondisi keamanan yang belum kondusif."
Kairo (ANTARA News) - Pernyataan jaminan keamanan dari Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi kepada warga negara Indonesia melegakan masyarakat Indonesia di Mesir, terutama mahasiswa Indonesia yang berjumlah lebih dari 3.500 orang.

Jaminan keamanan Presiden Al Sisi itu terkait dengan ancaman keselamatan yang kerap dialami kalangan mahasiswa belakangan ini berupa penodongan, penjambretan perampokan, yang bahkan sempat menelan korban jiwa seorang mahasiswa asal Sumatera Barat, Gusti Rahma Yeni.

Akibat ancaman keamanan tersebut, KBRI Kairo pada bulan lalu mengeluarkan dua kali edaran imbauan kepada semua WNI untuk selalu waspada.

Presiden Al Sisi menyampaikan jaminan keamanan kepada mahasiswa Indonesia tersebut ketika menerima Utusan Khusus Presiden Joko Widodo, Alwi Shihab, pada Minggu (22/3).

Wakil Presdien Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir, Hujaj Nurrarhim, menilai jaminan keamanan dari orang nomor satu Negeri Piramida itu sesungguhnya sangat melegakan semua mahasiswa.

"Jaminan keamanan itu penting bagi kami mahasiswa di tengah kondisi keamanan yang belum kondusif," katanya.

Penilaian senada diutarakan Basri Daly, mahasiswa asal Palu, Sulawesi Tengah, yang pernah mengalami kejadian perampokan di rumahnya, di Sistrik Hayl Ashir, ketika sedang shalat subuh di masjid.

"Alhamdulillah jaminan keamanan sesungguhnya yang kami tunggu-tunggu untuk kenyamanan kuliah kami," ujar Basri, dan mengungkapkan perampokan di rumahnya itu mengakibatkan sejumlah barang berharga ludes, seperti laptop, perhiasan emas milik istrinya, pakaian dan uang tunai.

Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi menilai pemberian jaminan keamanan oleh Kepala Negara Mesir kepada mahasiswa tentu saja berdampak positif bagi semua WNI terutama mahasiswa.

"Banyak isu menyangkut keamanan di Mesir belakangan ini menimbulkan kekhawatiran, namun dengan jaminan langsung Presiden Al Sisi membuat kita semua merasa aman," ujar mantan Kapoda Metro Jaya itu.

Di sisi lain, mahasiswi asal Karawang, Jawa Barat, Dr. Yuli Yasin, yang baru saja menyelesaikan program doktor (S3) di Cairo University,

mengharapkan Kementerian Agama RI untuk merubah pandangannya menyangkut program beasiswa di universitas di Mesir.

Yuli Yasin mengungkapkan, ada indikasi Kemenag tidak merekomendasikan Al Azhar dan universitasi lainnya di Mesir untuk program 5.000 beasiswa program doktor dengan alasan keamanan.

"Jaminan keamanan Presiden Sisi ini diharapkan dapat mematahkan alasan Kemenag dan kembali memberi kesempatan mahasiswa RI di Mesir untuk mendapatkan beasiswa program doktor," katanya.

Harapan senada diutarakan alumni Al Azhar, Dr Muchlis Hanafi. "Pernyataan Presiden Sisi ini menepis keraguan beberpa kalangan bahwa Mesir belum stabil. Pemerintah Indonesia pun tak perlu ragu untuk menjalin dan melanjutkan kerja sama dengan Mesir," papar Muchlis.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Fahmy Lukman, dan mahasiswa asal Ternate, Anhar M Alluary, juga mengemukakan harapan serupa.

Pewarta: Munawar S Makyanie
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015