Melebihi perdana menteri, Menteri Senior mau bicara dengan staf TNI
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Bapak Pendiri Singapura Lee Kuan Yew adalah sosok yang rendah hati dan merakyat.

"Yang menonjol dari beliau adalah beliau sosok yang rendah hati, saya bahkan pernah meminta izin memanggil paklik (paman) dan dia mengizinkan," kata Ryamizard seusai menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada Duta Besar Singapura untuk Indonesia Amil Kumar Nayar di Kantor Kedutaan Besar Singapura di Jakarta, Kamis.

Ia mengaku memiliki kenangan khusus dengan Lee Kuan Yew dan telah bertemu lima kali. Dalam pertemuan itu, Lee Kuan Yew tidak berkeberatan menggunakan Bahasa Indonesia saat bercakap dengannya karena dia tidak fasih berbahasa Inggris.

Lee Kuan Yew, kata dia, juga merupakan sosok yang jujur. Dalam salah satu pertemuan, Lee Kuan Yew memberinya wejangan dan mengungkapkan ancaman-ancaman yang harus diwaspadai kepada Ryamizard.

"Sangat berkesan, bicara jujur saya belajar dari dia. Melebihi perdana menteri, Menteri Senior mau bicara dengan staf TNI. Ada hal-hal sama-sama jujur, dia sampaikan apa yang harus diwaspadai," ujar dia.

Selain rendah hati dan jujur, ia berpendapat salah satu pendiri ASEAN itu tokoh yang tidak protokoler dan merakyat, tapi tetap menyesuaikan kondisi.

Sepanjang hidup Bapak Singapura itu, kata dia, dihabiskan untuk memikirkan kepentingan rakyat untuk mencapai kesejahteraan sehingga terbentuklah Singapura menjadi negara maju seperti sekarang.

"Beliau berpikir bagaimana bangsa dan rakyat. Kalau tidak ada Lee Kuan Yew tidak ada Singapura, bahkan Tiongkok belajar dari Singapura untuk maju," kata dia.

Pemimpin-pemimpin dari seluruh dunia, seperti Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, sebelumnya juga telah menyampaikan duka cita atas meninggalnya Lee Kuan Yew dalam usia 91 tahun, pada Senin (23/3).

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015