Palu (ANTARA News) - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sulawesi Tengah merekomendasikan kepada sekolah agar mengimbau pelajar untuk menonton televisi cukup dua jam per hari.

"Banyak anak-anak menonton sudah lupa makan. Disuruh orang tuanya saja sulit. Jangan harap mau bergerak kalau tidak ada iklan," kata Wakil Ketua Bidang Isi Siaran KPID Sulawesi Tengah Indra Yosvidar di Palu, Kamis, menanggapi dampak negatif siara televisi.

Mantan Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Sulawesi Tengah itu mengungkapkan sebuah penelitian perbandingan menonton dengan jam sekolah.

Dia mengatakan waktu menonton sebanyak 1.600 jam setahun sementara waktu belajar hanya 800 jam. "Artinya, waktu menontonnya lebih banyak," katanya.

Menurut Indra, hasil penelitian juga menyebutkan bahwa televisi tampil seperti Dinas Pendidikan bayangan dengan mata pelajaran sinetron.

Inilah yang memberi dampak besar terhadap prilaku generasi bangsa saat ini sebab televisi memiliki karakter sendiri yang mempengaruhi pemirsanya.

Karakter televisi kata dia, antara lain mendatangi pemirsanya, bersifat indrawi, gampang dicerna dan tidak membedakan pemirsanya.

Indra mengingatkan sejumlah peristiwa buruk terjadi akibat menonton televisi.

Di Indonesia sejumlah peristiwa juga terjadi di antaranya seorang bocah lima tahun nekat melompat dari lantai 19 sebuah apartemen karena dilarang menonton film Spiderman.

Pewarta: Adha Nadjemuddin
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015