Teheran (ANTARA News) - Iran mengutuk musuh kawasannya Arab Saudi yang melancarkan serangan udara kepada pemberontak Syiah Houthi dengan menyebutnya sebagai sebuah "langkah berbahaya" yang melanggar "kedaulatan nasional dan tanggung jawab internasional."

Juru bicara kementerian luar negeri Iran Marzieh Afkham mengatakan aksi militer itu akan makin memperpelik situasi, memperluas krisis dan menghilangkan peluang-peluang bagi resolusi damai bagi perbedaan internal di Yaman.

"Agresi ini tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali memperluas terorisme dan ekstremisme, serta meningkatkan ketidakamanan di seluruh kawasan," kata dia dalam satu pernyataan seraya menyerukan penghentian segera serangan udara.

Komentarnya ini sejalan dengan pernyataan Alaedin Boroujerdi, kepala komite keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Iran, yang menuduh Arab Saudi tidak bertanggung jawab.

"Fakta bahwa Arab Saudi telah mengipasi bara api bagi perang baru di kawasan adalah bukti ketidak-pedulian negara itu," kata dia seperti dilaporkan kantor berita Fars.

"Asap api ini yang akan sampai ke mata Arab Saudi sebagai perang adalah tidak hanya terbatas pada satu tempat. Kami berharap operasi militer ini akan segera berhenti dan masalah Yaman diselesaikan melalui cara-cara politik."

Houthi dan sekutunya dalam angkatan bersenjata Yaman telah mengepung kota Aden di Yaman selatan di mana Presiden tersingkir Abedrabbo Mansour Hadi mengungsi sejak kabur dari ibu kota Sanaa yang diduduki Houthi bulan lalu.

Gerak maju Houthi ini menimbulkan ketakutan di Arab Saudi bahwa pemberontak minoritas Houthi akan menguasai seluruh  Yaman yang mayoritas Sunni dan lalu menjadi negara satelit Syiah Iran.

Boroujerdi menuduh Amerika Serikat membeking serangan udara Saudi.

"Amerika yang memimpin penyalaan sumbu api di kawasan ini telah mendukung aksi ini dan tidak ragu lagi Arab Saudi dan beberapa negara dalam dewan kerja sama Arab tidak akan melibatkan diri tanpa izin Amerika," kata dia.

"Menerapkan sanksi selama beberapa tahun krisis di Irak, Suriah dan Afghanistan, Amerika jelas telah memulai krisis lain dan pembantaian dunia Islam, dan aksinya ini tegas dikutuk," sambung dia seperti dikutip AFP.






Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015