Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi Maret 2015 akan berada pada kisaran 0,27--0,3 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi Maret pada tujuh tahun terakhir ini sebesar 0,21 persen.

Gubernur BI Agus Martowardojo, Jumat, di Jakarta, menilai kendati inflasi Maret tahun ini lebih tinggi, tetapi relatif masih terkendali.

"Inflasi Maret (0,27--0,3 persen) itu tingginya dibatas wajar," ujarnya ditemui di Kompleks Perkantor BI jakarta.

Agus menjelaskan, inflasi yang terjadi pada bulan ketiga 2015 ini dipengaruhi oleh bahan pangan (volatile food) yakni beras dan bawang, serta kenaikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium sebesar Rp200 per liter menjadi Rp6.800 per liter yang berlaku awal Maret 2015.

Sementara itu, dari sisi deflasi disumbang oleh daging ayam dan telur ayam.

"Jadi (perkembangan inflasi) ini cukup baik. Yang utama di akhir tahun bisa 4 plus minus satu persen," kata Agus.

Sebelumnya, dalam dua bulan terakhir Indonesia mengalami deflasi. Pada Januari 2015, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,24 persen (mtm) dan pada Februari 2015 sebesar 0,36 persen (mtm).

Agus menambahkan, pelemahan nilai tukar rupiah juga turut berkontribusi terhadap inflasi Maret, namun ia mengklaim kini rupiah sudah berada di jalur positif.

"Secara umum , tentu ada dampak dari nilai tukar tapi kalau nilai tukar yang ada sekarang ini sebetulnya dibanding minggu lalu sudah ada perbaikan. Jadi dampaknya tidak terlalu," kata Agus. 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015