Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Sejak akhir Maret ini, di mata anggota DPRD Poso, Muh Masykur Poso ibarat arena latihan perang. "Luar biasa Poso itu. Seolah-olah di sana sebagai daerah perang. Ini yang kita sayangkan kenapa justru Poso yang dijadikan daerah latihan tempur," kata dia, di Palu, Jumat.

Dia menanggapi rencana mobilisasi pasukan dan peralatan tempur TNI di Poso. Bagi dia, alasan TNI bahwa Poso secara geografis sangat cocok dijadikan lokasi latihan tempur hanya alasan di permukaan.

"Sejatinya ini kegagalan polisi dalam menangani Poso selama ini. Atau bisa juga ini rancangan yang dibuat seolah-olah polisi tidak mampu menyelesaikan masalah Poso," katanya.

Masykur mengatakan sejak Poso menjadi tempat persembunyian kelompok tertentu beberapa tahun lalu, justru nanti belakangan ini baru ada sikap pemerintah menjadikan Poso sebagai daerah latihan tempur.

"Selama Poso dililit persoalan kemanusiaan kenapa nanti saat ini. Kami curiga kenapa tiba-tiba Poso dijadikan latihan. Padahal masih banyak tempat yang bisa dijadikan latihan tempur," katanya.

Masykur kuatir, pascalatihan tempur itu status Poso bisa ditingkat menjadi daerah operasi militer. "Ini yang kami wanti-wanti," katanya.

Saat ini sebagian pasukan TNI sudah berdatangan untuk berlatih perang di Kabupaten Poso. Mereka diangkut pesawat terbang yang mendarat di Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu, sejak Kamis (26/3).

Komandan Korem 132/Tadulako, Kolonel Infantri Ilyas Harahap, mengatakan, dalam beberapa hari ke depan akan datang lagi pasukan yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia.

Latihan perang tersebut melibatkan berbagai satuan TNI, baik itu dari TNI AL, TNI AU, dan TNI AD. 
Harahap mengatakan, latihan perang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan personel untuk menanggulangi titik-titik rawan di Indonesia.

Pewarta: Adha Nadjemuddin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015