Jakarta (ANTARA News) -Interaksi antara Vietnam dan Amerika Serikat menunjukkan kepada dunia bahwa kedua negara itu telah berhasil mengatasi masa lalu dan membangun saling kepercayaan untuk meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang.

Vietnam yang merupakan anggota ASEAN dan pernah menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada 2008-2009 memainkan peranan penting di kawasan dan internasional ditinjau dari lokasi geostrategi dan perkembangan ekonominya.

Karena itu, tak mengherankan jika Amerika Serikat memasukkannya ke dalam prioritas agenda kebijakan luar negeri.

Sejak normalisasi hubungan pada 12 Juli tahun 1995 sampai sekarang, baik Vietnam maupun Amerika Serikat telah melakukan banyak upaya.

Dalam arena politik, para kepala negara, menteri dan pejabat tinggi kedua negara saling berkunjung ke masing-masing ibu kota kedua negara itu. Presiden Barack Obama dan Presiden Truong Tan Sang pernah mengadakan pertemuan bilateral. Hal yang sama juga dilakukan oleh para pendahulu mereka.

Presiden Bill Clinton dan Presiden George W. Bush mengunjungi Vietnam ketika mereka masih berkuasa. Presiden Vietnam Nguyen Minh Triet, Perdana Menteri Phan Van Khai dan Perdana Menteri Nguyen Tan Dung juga telah mengunjungi AS, membuat kunjungan pemimpin tinggi hampir dilakukan tiap tahun sejak 2000.

Untuk bisa mencapai prestasi itu, hubungan Vietnam dan Amerika Serikat harus mengalami penggalan jalan yang sulit. Duta Besar pertama Vietnam untuk Amerika Serikat, Le Van Bang dan Duta Besar pertama Amerika Serikat untuk Vietnam, Peter Peterson secara tulus berbagi kesulitan ketika menerima tugas sebagai duta besar.

Diplomat kedua negara memberikan sumbangan yang penting dalam menjembatani kerujukan dua bangsa. Tapi tidak hanya mereka, melainkan juga jutaan penduduk lain telah berupaya memupuk hubungan dua negara dalam waktu 20 tahun ini.

20 tahun normalisasi hubungan menjadi kesempatan bagi kedua pihak untuk bersama-sama menutup masa lampau dan membawa hubungan Vietnam-Amerika Serikat menjadi semakin lebih substantif dan lebih efektif lagi.

Baru-baru ini, Menteri Keamanan Publik Vietnam Tran Dai Quang mengadakan pembicaraan bilateral dengan para pejabat senior Amerika Serikat di Washington DC sebagai bagian dari kunjungan resminya untuk meningkakan kemitraan.

Selain menandai ulang tahun ke-20 pemulihan hubungan diplomatik Vietnam-AS pada Juli 2015, lawatan tersebut merupakan langkah penting untuk melaksanakan perjanjian Juli 2013 antara Presiden Obama dan Presiden Sang guna membangun suatu kemitraan komprehensif baru.

Dalam pertemuan antara Menteri Quang dan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Jeh Johnson, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang keamanan dan urusan internal sementara memperdalam kemitraan komprehensif keduanya dan memelihara mekanisme koordinasi yang sudah ada.

Mereka akan membangun kerangka kerja hukum dan mengadakan perundingan menuju penandatanganan persetujuan kerja sama mengenai ekstradisi dan pengiriman terdakwa, pencegahan pencucian uang, dan manajemen masuk-keluar wilayah.

Mereka juga berencana berbagi pengalaman di berbagai bidang dan bekerja sama bisnis dan warga negara di masing-masing negara dan juga fokus pada usaha-usaha pencegahan kejahatan keamanan nontradisonal, kejahatan lintas batas, kejahatan hak kekayaan intelektual, kejahatan teknologi tinggi dan perdagangan manusia.

Dalam pembicaraan antara Menteri Quang dan Asisten Kejaksaan Agung untuk Divisi Kejahatan, Departemen Kehakiman AS Leslie Caldwell, kedua pihak menyepakati untuk meninjau ulang hasil-hasil usaha oleh lembaga-lembaga judisial dan penegak hukum kedua negara dan memetakan strategi kerja sama.

Mereka bertekad meningkatkan kerja sama multilateral di Organisasi Kepolisian Kriminal Internasional (Interpol) dan aktif berkoordinasi di lokakarya, konferensi dan forum internasional mengenai isu-isu keamanan tradisional dan non tradisional.

Menteri Quang juga mengadakan pembicaraan dengan Senator John McCain, Ketua Komite Senat mengenai Dinas Bersenjata, Senator Rolanald Johnson, Ketua Keamanan Dalam Negeri AS dan anggota Kongres Peter Welch.

Menteri itu mengapresiasi kontribusi Kongres AS, mendorong hubungan kedua negara lebih maju, khususnya menyangkut perdagangan untu Vietnam, mencabut sebagian embargo senjata dan mendukung secara finansial negara itu menyelesaikan kontaminasi dioxin dan melucuti bom dan ranjau.

Ia berharap lebih banyak lagi anggota Kongres AS meneruskan dukungan bagi pengembangan hubungan dua negara, mendukung Vietnam dalam perundingan perjanjian Kemitraan Trans Pasifik (TPP) dan mengakui status ekonomi pasar negara itu, serta meningkatkan bantuan untuk menyelesaikan masalah setelah perang.

Menteri Quang juga mengadakan pembicaraan dengan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey. Mereka membahas langkah-langkah untuk mengintensifkan kerja sama antara lembaga-lembaga penegak hukum kedua negara dalam mencegah kejahatan.

Comey menyatakan kunjungan Menteri Quang akan memberikan sumbangan untuk memperdalam kemitraan komprehensif antara AS dan Vietnam dan tugas memelihara perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia.

Dapat dikatakan hubungan bilateral Vietnam dan Amerika Serikat berjalan baik di atas fondasi yang terus diperkuat dan substantif. Masa depan sekarang terletak di tangan para pemimpin yang lebih muda dari kedua negara, yang tidak memiliki banyak pengalaman dari masa lalu untuk menangkap peluang dan mengatasi berbagai tantangan dalam konteks yang lebih luas di kawasan Asia Pasifik.

Kebangkitan ekonomi Tiongkok, negara tetangga Vietnam, dan kemajuannya di bidang militer akan mewarnai dinamika hubungan bilateral Vietnam dan AS di masa-masa mendatang.

(T.M016/b/a011)

Oleh Mohammad Antoni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015